Ilustrasi (Foto: Dian Pelangi)
Dream - Kebiasaan mencelupkan biskuit ke air kemudian diberikan pada anak ternyata bukan hal yang benar. Hal itu dikatakan Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Damayanti Sjarif.
" Kebiasaan mencelupkan biskuit ke bayi jangan lagi dilakukan. Biskuit itu kan camilan atau snack bukan makanan pokok untuk bayi. Kalau mau memberikan biskuit ya berikan utuh saja," kata Damayanti, Rabu 15 April 2015.
Menurutnya ketika biskuit dicampur di air, manfaat dari camilan padat itu tidak akan berfungsi lagi. Camilan sengaja dibuat padat untuk membantu refleks bayi memegang benda padat.
" Dengan biskuit yang padat dapat membantu melatih gerakan-gerakan tangan bayi dalam memegang benda. Perkenalkan biskuit pada anak ya sebagai camilan padat," jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sekertaris Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Sri Sudaryati Nasar. Menurut Sri, seharusnya bayi diberikan makanan padat sebaiknya di periode sensitif.
" Bayi harus dikenalkan pada makanan padat untuk dikunyah, saat bayi sudah siap menerima sesuai perkembangan keterampilan makan umumnya di periode sensitif (6-9 bulan)," ujar Sri.
Sri menambahkan, bila bayi tidak diberikan atau diperkenalkan dengan makanan padat maka akan sulit untuk mengembangkan keterampilannya mengunyah.
" Camilan padat diberikan dalam bentuk padat jangan dicairkan karena nanti keerampilan mengunyah mereka tidak berkembang. Dan nantinya akan sulit menerima makana padat, mereka akan menolak dan muntah," ujar Sri. (Ism)
© Dream
Sosmed Heboh Anak Masuk RS Jiwa Akibat Kebanyakan Les
Dream - Pengguna sosial media dihebohkan dengan kabar anak umur enam tahun dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ), karena terlalu diforsir mengikuti berbagai les oleh orangtuanya.
Dalam kabar yang beredar di Twitter, Path dan Facebook, anak itu disebut dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dalam postingan itu tertulis, saking banyaknya belajar, anak ini sampai mengalami gangguan jiwa sehingga harus menemui seorang ahli kejiwaan.
Kepada tamu yang menjenguknya, gadis kecil selalu memperlihat wajah ceria, namun ia selalu menampilkan kemampuannya berhitung cepat dan berbahasa inggris.
Ia juga memperagakan cara gurunya ketika mengajar, salah satunya memberikan soal matematika dalam skala yang mudah. Selengkapnya Masuk RS Jiwa karena Kebanyakan Les?. (Ism)
© Dream
Ini Efek Buruk Kebiasaan Berteriak dan Membentak Anak
Dream - Memang bukan hal mudah menjadi orang tua dan membesarkan anak-anak. Setiap hari tentu ada saja kelakuan si kecil yang kerap membuat orang tua marah hingga frustasi dan membuat mereka memiliki kebiasan berbicara dengan nada tinggi seperti berteriak dan membentak.
Dua kebiasaan tersebut ternyata berbahaya dan dapat membawa pengaruh kurang baik bagi tumbuh kembang anak dalam jangka panjang. Mengutip laman Boldsky, Selasa 23 Desember 2014, berikut beberapa alasan yang menjadikan berteriak dan membentak tidak baik untuk anak.
Perkembangan Emosional
Anak membutuhkan dorongan positif dalam hidup, maka berilah kesempatan untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru di sekitarnya. Kebiasaan berteriak dan membentak hanya membuat mereka merasa tertekan secara emosional.
Faktor Keselamatan
Berbicara dengan nada tinggi mungkin bermaksud untuk memberikan keselamatan bagi anak. Nyatanya hal tersebut justru menjadi pengalaman yang menakutkan dan dapat mengancam keselamatan mereka.
Selengkapnya.... Efek Burung Sering Bentak Anak. (Ism)
© Dream
Film Kartun Ini Paling Bahaya buat Anak
Dream - Setiap anak Indonesia dan dunia pasti mengenal serial kartun Tom and Jerry. Film kartun yang menceritakan permusuhan kucing dan tikus ini sering mempertontonkan aksi kekerasan seperti memukul, mencekik, menembak, merokok dan lain sebagainya.
Untuk alasan itulah, selama dekade terakhir, serial kartun Tom and Jerry menuai kritik dan keluhan. Dengan 82 keluhan yang diterimanya, kartun Tom and Jerry menduduki puncak daftar acara TV anak-anak yang paling dikeluhkan versi Office of Communications (Ofcom), semacam komisi penyiaran di Inggris.
Salah satu yang dikeluhkan adalah ada dua episode yang menonjolkan merokok cerutu dan rokok.
Acara TV lainnya yang masuk sepuluh besar tayangan anak yang mengganggu yang disusun oleh MailOnline adalah Blue Peter dan Bratz, serial kartun Amerika.
Selengkapnya... Film Kartun Paling Bahaya buat Anak. (Ism)
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah

UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini

Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun

Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000


Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!

Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025

Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025

75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk