Dream - Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia. Hal itu merupakan potensi yang besar bagi pasar halal.
Dengan potensi pasar yang besar, banyak sektor potensial dikembangkan menjadi industri halal. Beberapa di antaranya seperti makanan dan minuman serta fesyen.
" Jika dikelola dengan baik, semestinya potensi itu dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global," kata ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, dalam diskusi 'Meraup Peluang Emas Bisnis Halal Global' di Jakarta, Selasa 23 Mei 2017.
Akhmad mengatakan, ada lima hal yang perlu diperhatikan pemerintah untuk mendorong Indonesia sebagai pusat industri halal. Yang pertama, pemerintah perlu mempercepat penyelesaian peraturan pendukung untuk Undang-Undang (UU) Jaminan Produk Halal (JPH).
Dia mengatakan, regulasi itu telah disahkan tahun 2014, namun peraturan pelaksana Undang-Undang dan Badan Pelaksana Jaminan Halal (BPJH) belum juga dibentuk.
" Tanpa kedua hal itu, UU JPH tidak dapat diimplementasikan," kata dia.
Ke dua, kata Akhmad, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas lembaga sertifikasi halal. Saat ini, perusahaan yang belum memiliki sertifikasi halal masih cukup banyak.
Dari tahun 2011-2014, produk yang bersertifikasi halal diperkirakan hanya 26 persen dari produk yang teregistrasi di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
" Oleh sebab itu, lembaga sertifikasi halal nantinya harus mampu melakukan proses sertifikasi secara cepat dan transparan," kata dia.
Ke tiga, tambah dia, pemerintah perlu merancang agar regulasi sertifikasi halal tidak menghambat kemajuan pelaku ekonomi, khususnya pelaku UMKM. Akhmad meminta keberpihakan pemerintah agar kebijakan sertifikasi halal tidak memberatkan mereka.
" Salah satunya adalah memberikan subsidi pengurusan sertifikat halal kepada UMKM. Selain itu, biaya sertifikasi halal juga harus dibuat lebih transparan," kata dia.
Ke empat, ucap Akhmad pemerintah harus mendukung pertumbuhan industri halal domestik, di antaranya mengembangkan ekosistem. Seperti memfasilitasi riset dan pengembangan bahan baku halal dan kosmetik di sektor farmasi.
Hingga saat ini, terang Akhmad, 90 persen bahan baku obat masih diimpor.
" Dukungan lainnya adalah pemberian insentif fiskal. Di Malaysia, industri halal mendapatkan potongan pajak investasi dari pemerintah hingga 100 persen yang berlaku selama 10 tahun. Bahan baku industri juga dibebaskan dari bea masuk dan pajak penjualan," kata dia.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
4 Cara Top Up Roblox dengan Mudah dan Aman, Biar Main Makin Seru!
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial