Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih menyebabkan bisnis berbasis online kian marak. Namun mempertahankan bisnis berbasis online di masa pandemi tetap menjadi tantangan.
Yossa Setiadi, Direktur Setiadi Brother, memberikan beberapa tips mempertahankan bisnis berbasis online di masa pandemi. CEO BawangSoy.com itu sudah melakukan perubahan pada bisnis yang ia jalani, khususnya di saat pandemi.
" Jika kita tidak berfokus pada bisnis online maka kita akan ketinggalan, justru kita harus open akan perubahan itu dan mau dibentuk, mau dibentuk ini kita harus go digital," ujar Yossa dalam acara talkshow " Problematika Bisnis Digital di Masa Pandemi" , Selasa 2 Maret 2021.
Perubahan strategi marketing juga dilakukan Yossa dalam bisnis online, melihat dari kebiasaan konsumen. " Saya melihat emak-emak lebih suka memakai aplikasi WhatsApp, maka kita fokuskan kepada WhatsApp marketing."
Selama 12 tahun bergerak dalam penjualan bawang goreng secara online, Yossa mengalami fase naik dan turun.
" Untuk dapat eksis kita harus mau dibentuk dan mau belajar, pebisnis yang juga harus memiliki manajemen waktu yang baik, fokus kepada delegasi kuat apa yang kita punya," ungkap dia.
Menurutnya fokus pada masalah yang terjadi dalam bisnis online juga sangat penting. " Secepat mungkin identifikasi your problem, kekurangan di mana kita benahi secepat mungkin," imbuh alumni Universitas Bina Nusantara ini.
Dream - Memanfaatkan kanal digital dalam rangka mempertahankan bisnis di tengah Pandemi, menjadi strategi utama para pelaku usaha di Indonesia, khususnya UMKM.
“ Penjual yang memiliki kanal pemasaran digital dinilai lebih tangguh menghadapi pandemi. Mereka berhasil mempertahankan kelangsungan bisnis dan memastikan lapangan pekerjaan tetap terjaga,” ujar External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, Selasa, 5 Oktober 2020.
Salah satu contoh dari pegiat usaha yang beradaptasi dengan pandemi melalui penmanfaatan platform digital Tokopedia adalah penjual sayur sekaligus sembako ‘Sayur Home Delivery’ dan es krim ‘Comeagain’.
“ Tokopedia akan terus mengakselerasi adopsi platform digital ke lebih banyak UMKM Indonesia. Ini demi membantu mereka bertahan sekaligus berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi yang saat ini terdampak pandemi. Mengingat UMKM adalah penyumbang lebih dari 60% pendapatan negara,” tambah Ekhel.
Kondisi masyarakat yang tak bisa keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi peluang usaha yang dimanfaatkan Hubertus Wim Djanoko, dengan membuka usaha Sayur Home Delivery.
Pada awalnya, Wim dan istri memiliki usaha konveksi tapi harus tutup lantaran PSBB, ini menjadi alasan untuknya banting stir yang semula auditor menjadi pebisnis sayur dan sembako
“ Keinginan saya menjad pebisnis sejak lama akhirnya terwujud. Pandemi menjadi momentum tersendiri bagi saya untuk memulai berbisnis lewat kanal digital," ujar Hubertus Wim, Pemilik Sayur Home Delivery.
" 80% penjualan di Sayur Home Delivery berasal dari Tokopedia dan kami melayani sekitar 40 pesanan per hari,” tambahnya.
Toko online yang didirikan sejak Maret 2020 mendapatkan respon sangat baik dari masyarakat. Lebih dari 73 ribu produknya terjual melalu Tokopedia.
(Laporan: Shania Suha Marwan)
Dream - Di situasi pandemi seperi sekarang ini, banyak masyarakat mulai mengalihkan target pembelinya ke dunia online. Segala kebutuhan, mulai dari primer sampai tersier, sudah banyak tersedia lewat media online maupun platform e-Commerce.
Beralihnya para pembeli dan penjual ke dunia online membuat tingkat penjualan lewat media maya ini meningkat tajam. Tak hanya itu, orang yang berjualan online pun juga semakin meningkat. Salah satunya di platform Dusdusan.
CEO dan Co-Founder Dusdusan Christian Kustedi mengakui terjadi peningkatan minat usaha reseller di masyarakat Indonesia yang didorong oleh situasi dan kondisi di masa pandemi.
" Fokus kami saat ini adalah mendukung, para reseller semaksimal mungkin, agar kondisi keuangan keluarga mereka bisa bertahan bahkan berkembang di masa sulit seperti ini,” ujar Christian.
Peningkatan minat usaha reseller ini pun didukung oleh kolaborasi Dusdusan dengan partner-partner baru dalam menyediakan variasi produk guna mendukung penjualan reseller.
Saat ini Dusdusan telah menyediakan lebih dari 8 kategori produk, mulai dari
kebutuhan bahan makanan segar sehari-hari seperti telur, daging, sayur dan
sebagainya, hingga produk olahraga yang pada saat pandemi ini penjualannya
mengalami peningkatan cukup signifikan.
" Sebagai platform reseller, kami fokus pada perkembangan dan kemajuan reseller. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu reseller memiliki alternatif produk yang sesuai dan tepat bagi usaha mereka. Ke depannya, kami akan terus berkolaborasi untuk perluas lini produk,” ucap Christian.
Karena itu Kenaikan jumlah reseller juga diikuti dengan kenaikan omzet. Terlebih dengan peningkatan transaksi digital saat ini.
“ Di kuartal dua ini omzet kami meningkat sebanyak hampir 4 kali lipat bila
dibandingkan dengan tahun lalu. Dan di kuartal tiga pun masih terjadi peningkatan. Artinya, bisnis para reseller terus berkembang. Dan harapan kami adalah dapat terus membina dan menjadi mitra bisnis bagi para reseller, mulai dari nol hingga sukses," ungkapnya.