Ilustrasi
Dream - Meningkatnya penggunan internet untuk aktifitas transaksi keuangan di Tanah Air menyuburkan aksi para penjahat siber. Bahkan Indonesia merupakan salah satu surga bagi para pencuri uang di dunia maya ini.
Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ida Nuryanti menjelaskan tingat penerimaan masyarakat terhadap alat elektronifikasi berbanding lurus dengan tingkat kejahatan siber.
Dari penelusuran bank sentral, terdapat tiga modus yang paling banyak digunakan penjahat siber.
" Oleh karena itu, keamanan mesti benar-benar dijamin," kata Ida Nuryanti dalam Simposium Nasional Cybersecurity, Rabu kemarin di Jakarta.
Modus pertama yang dilakukan adalah dengan menyebarkan malware ke perangkat elektronika pengguna. Modus ini dilakukan dengan memasukkan virus ke perangkat pintar masyarakat.
Cara kedua adalah fishing yakni memancing pengguna internet dengan membuat situs transaksi yang mirip sekali dengan aslinya. Harapannya, pengguna akan tertipu dan penjahat siber bisa mendapatkan akun dan password mereka (nasabah bank).
Sementara modus ketiga adalah skimming. Cara-cara ini biasanya banyak dilakukan penjahat siber untuk membobol uang melalui kartu ATM maupun kartu kredit.
Meski modus para penjahat siber semakin bergama, Ida memastikan, tingkat kejahatan siber di di sektor perbankan Tanah Air masih rendah. " Yang tinggi justru yang konvensional, seperti pencurian kartu ATM lalu menggunakannya," katanya.
Ida menegaskan, masalah keamanan siber memang menjadi kewajiban semua pemangku kepentingan untuk bergerak cepat. Sebab, para penjahat siber kian giat membuat inovasi untuk membobol sistem keamanan yang sedang dirancang.
“ Bicara keamanan memang bukan hanya pengawasan tapi harus dilakukan secara komprehensif mulai dari perizinan, pengawasan hingga perlindungan konsumen,” pungkasnya. Kurnia Yunita Rahayu
Layanan Elektronika
Imbauan bank sentral ini mendesak dilakukan karena BI mendesak nasabah dan industri keuangan untuk mulai mengoptimalkan peran perangkat elektronik dalam menjalankan transaksi keuangan.
BI sendiri sudah memperkenalkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang berupaya mendorong masyarakat melakukan transaksi ekonomi dengan instrumen non tunai.
Cara ini, ujar Ida diharapkan bisa membantu Indonesia mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam menyediakan layanan keuangan elektronik ada tiga prinsip yang tidak boleh ditinggalkan oleh bank. " Kuncinya itu CIA. Confidentiality, Integrity dan Availability,” pungkas Ida.
Bank sentral sendiri sudah menyusun roadmap elektronifikasi layanan perbankan untuk periode 2014 – 2024. Dimulai dari pengembangan infrastruktur, harmonisasi regulasi dan edukasi kepada masyarakat.
Laporan: Kurnia Y Rahayu
Baca Juga: Labbaik, Pemandu Digital Ibadah Haji dan Umroh Bacaan Wajib Mark Zuckerberg, Buku Ilmuwan Muslim Ibnu Khaldun Pejabat RI Pakai Email `Gratisan`, Keamanan Negara Terancam Google dan Levi's Kembangkan Kain Pintar Ramah Smartphone Jangan Anggap Remeh `Typo` di Email Di Jerman Ada Jalan dan Jembatan Terunik di Dunia Awas! Teks Ini Bisa Bikin iPhone Kamu Mati Wow! Sekali Posting di Instagram Dibayar Rp 197 Juta
DIY Cara Mencegah Bulu Mata Rontok Sehabis Memakai Maskara
Bacaan Doa Takbir Idul Adha Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Doa Memperlancar Segala Urusan, Tenangkan Hati Saat Hadapi Masalah Bertubi-tubi
Lafal Doa Puasa Dzulhijjah serta Keutamaan Mengerjakannya
Resmi! Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah Jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022
8 Potret Kondisi Rumah Julia Perez Usai 5 Tahun Ditinggal, Banyak Wig Rambut & Barang Mewah
Fakta Menarik Pernikahan 'Ratu FTV' Adinda Azani dan Armand Zachary
10 Potret Masjid Mewah Pedangdut Sisca Dewi Seharga Rp 6 Miliar, Megah di Tengah Sawah!
10 Potret Kamar Tidur Atta Halilintar Saat Masih Susah, Penuh Barang Dagangan!
Bikin Terenyuh, Karyawan Restoran Hanya Makan Nasi Putih Tanpa Lauk
Rafathar Belanja Mainan sampai Rp48 Juta, Nagita Slavina Cuma Bisa Melongo
Ingat Lania Fira, Model Cantik yang Diisukan Dekat dengan Ariel NOAH? Begini Nasibnya Sekarang