Pemilik The Mudzaffar Hotel, Khairul Anwar, Bersama Sang Ibu. (Foto: Mynewshub)
Dream – Jika kita memasuki kawasan pusat perdagangan internasional Malaka di Ayer Keroh, Malaka, sebuah hotel bintang lima bergaya kerajaan Melayu, akan menarik perhatian. Hotel ini bernama The Mudzaffar Hotel, sebuah hotel mewah beruangan 288 kamar.
Tapi, siapa sangka, pemiliknya adalah seorang “ anak kampong” dari Kluang, Johor, Malaysia, Khairul Anwar Rahmat. Khairul yang tadinya orang biasa, kini, menjadi pengusaha setelah menekuni bidang jurnalistik dan bidang hukum.
Dilansir dari Mynewshub, Jumat 20 Januari 2017, seorang pengguna Facebook bernama Syahril A Kadir, mengunggah kisah Khairul. Dalam unggahannya, Syahril bertemu dengan Khairul—teman kuliahnya—Rabu 18 Januari 2017 saat jamuan makan malam Komite Hukum Negeri Johor di Johor Bahru.
“ Kami berdua saling mengenal karena sama-sama satu kuliah. Setelah pertemuan itu, Khairul Anwar menawari saya menginap di hotelnya,” kata Syahril.
Dia berkata Khairul ini pernah menjadi seorang wartawan dan berhasil menyabet penghargaan jurnalistik dari kerajaan, Anugerah Kajai, karena berhasil membongkar borok pada pejabat pertanahan. Lalu, pria tersebut meninggalkan dunia kewartawanan dan membuka perusahaan advokasi, sebelum berkecimpung di bisnis interior.
Khairul pun sempat mendirikan perusahaan non government organization (NGO) bidang advokasi bernama Sukaguam. Perusahaan ini memberikan pendampingan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan pengacara, tapi tidak memiliki uang untuk membayar jasanya.
Syahril mengatakan, pada dasarnya, Khairul ini bukanlah seorang yang kaya-raya. Dia terlahir sebagai anak keempat dari sembilan bersaudara dan terlahir dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil, Khairul terkenal sebagai anak yang ringan tangan. Dia membantu ibunya untuk menjual nasi lemak dan kerupuk.
Tapi, hidupnya bisa berubah 180 derajat.
Tapi, ada satu yang menjadi rahasia pria ini sukses besar. Dikatakan bahwa doa yang dipanjatkan ibu Khairul menjadi kunci kesuksesannya.
“ Setiap kali emaknya memasak nasi, dia pasti akan berselawat sebelum hidangkan kepada mereka kakak beradik (Setiap kali memasak nasi, ibunya akan ber-shalawat sebelum menghidangkan nasi kepada anak-anaknya),” kata Syahril.
Dikatakan pula ibu Khairul akan membacakan surat Yasin setiap hari. Tak lupa dia menjadikan foto anaknya sebagai pembatas Alquran. Ibunya juga mendoakan Khairul bisa menjadi pengacara, kakaknya menjadi dokter, anaknya yang lain menjadi guru, serta yang lain pula menjadi akuntan.
“ Akhirnya dengan izin Allah, setiap daripada mereka memiliki ijazah dan bertugas dalam bidang yang dia sebutkan itu (Akhirnya dengan izin Allah, setiap anaknya memiliki ijazah dan bekerja di bidang yang disebutkan dalam doa ibu Khairul),” kata dia.
Syahril mengatakan bisnis hotel ini memang baru ditekuni oleh Khairul. Dia pun tidak menghadirkan alcohol di dalam minuman hotelnya.
Syahril mengatakan Khairul tidak lepas dari cobaan. Ketika membuka perusahaan advokasi, pria ini bekerja berbulan-bulan tanpa bisnis. Ketika Sukaguam membela masyarakat yang teraniaya, dia dituduh dibiayai dan ada agenda tertentu.
Dia juga pernah terlibat dalam usaha membebaskan sepasang orang tua Malaysia yang ditahan karena dituduh mencelakakan anaknya di Swedia.
“ Ketika itu, dia juga dituduh mencoba mensabotase hubungan diplomatic kedua negara,” kata Syahril.
Khairul, lanjut dia, tidak putus asa. Dia senantiasa berdoa dan meminta ibunya di desa untuk senantiasa mendoakannya. “ Alhamdulillah, doa ibu itulah yang membakar semangat beliau untuk terus gigih berusaha sehingga memiliki apa yang kita lihat sekarang. Salut, Pak!” tulis Syahril.(Sah)