Film Asura Digadang-gadang Sebagai Film Termahal, Namun Tidak Laku Di Pasar. (Foto: Straits Times)
Dream – Pembuatan film ini mungkin salah satu yang termahal di dunia. Film yang diproduksi Alibaba Pictures ini disebut-sebut menghabiskan dana sampai Rp1 tiliun.
Dengan dana sebesar itu tentu produser dan pihak pembuat film berharap hasilnya akan memuaskan. Setidaknya film ini akan dipenuhi penonton saat pemutaran di berbagai bioskop.
Tapi harapan tinggal kenangan. Setelah tiga hari tayang, film ini turun layar. Tak banyak penonton yang datang.
Dikutip dari laman Straits Times, Kamis 19 Juli 2018, film yang bernasib kurang beruntung itu berjudul Asura. Film yang disebut-sebut sebagai The Lord of The Rings-nya Tiongkok, menelan biaya produksi mencapai 750 juta yuan (Rp1,6 triliun).
Cerita Asura dibuat berdasarkan mitologi Buddha dan menceritakan kisah dewa-dewa berkepala tiga. Asura dibintangi oleh aktor muda yang sedang naik daun, yaitu Lei Wu didukung aktor veteran Hong Kong seperti Tony Ka Fei Lung dan Carina Lau.
Film tersebut diproduksi selama 6 tahun dan memiliki 2400 adegan.
" Kami mohon maaf untuk masyarakat yang ingin menonton, tapi tak punya kesempatan untuk melihatnya," tulis akun resmi jejaring sosial Asura.
Film termahal di Tiongkok ini tak cukup sukses menggaet minat penonton. Asura hanya menghasilkan 50 juta yuan (Rp107,5 miliar) pada pembukaannya.
Usut punya usut, ternyata sebelum penayangan, banyak pihak berkomentar buruk tentang Asura. Mereka menyebut film tersebut adalah film terburuk yang ada di sejarah box office. Menurut kabar, komentar buruk ini dibayar untuk mensabotase film.
“ Ya Tuhan, ini mengerikan! Itu hanya tumpukan kotoran yang luar biasa!” tulis seorang pengulas.
“ Itu sampah,” tulis yang lain.
Bos Alibaba, Jack Ma, juga memutuskan menarik Asura dari peredaran pada akhir minggu lalu dengan persetujuan dari dua grup investor, yaitu Zhenjian dan Ningxia. Setelah menarik film tersebut dari peredaran, Zhenjian Film Studio berencana memperbaiki dan merilis kembali film tersebut.
“ Ini bukan akhir bagi Asura,” kata Zhenjian Film Studio.
Pengamat film dari Tiongkok, Frankink punya pendapat lain soal penyebab tak lakunya film mahal tersebut. Dia menyebut sumber masalah berasal dari strategi pemasaran yang kurang baik.
“ Berdasarkan pengamatan kami, pemasaran film Asura saat prarilis sangat rendah, bahkan di bawah rata-rata,” tulis Frankink.
(Sah, Laporan: Rahma Yulius)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media