Ilustrasi Vaksin (Foto: Merdeka.com/Reuters)
Dream - PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam waktu dekat. Produksi dimulai setelah perusahaan pelat merah itu mengantongi sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk membuat vaksin.
" Hari ini kami sudah memberikan sertifikat perizinan untuk cara produksi obat," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito, dalam siaran telekonference, Rabu 30 Desember 2020.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, menyambut baik pemberian sertifikasi tersebut, sehingga bisa segera memproduksi vaksin.
Dia juga sudah membuat sistem digital yang terintegrasi guna memastikan distribusi vaksin itu bisa dipantau hingga diberikan kepada seluruh masyarakat.
" Dengan demikian, Bio Farma layak membuat vaksin," ujarnya.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury berharap pemberian sertifikasi tersebut dapat mempercepat proses pengadaan dan produksi vaksin. Sebab, dengan adanya ketersediaan vaksin adalah harapan di tahun 2021.
" Kita Harap ke depan bisa membawa harapan baru, karena adanya ketersediaan vaksin," tutupnya.
Sumber: merdeka,com
Dream - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan vaksinasi Covid-19 mulai diselenggarakan pada Januari 2021. Pelaksanaannya akan dibagi dalam beberapa tahap.
Budi mengatakan tahap pertama dijalankan dalam periode Januari-April 2021. Untuk tahap ini, vaksinasi diberikan kepada 1,3 juta tenaga keseharan dan 17,4 petugas pelayanan publik di seluruh provinsi.
" Jadi tahap pertama dilakukan adalah vaksinasi ke tenaga atau petugas kesehatan, health workers," ujar Budi dalam konferensi pers disiarkan Sekretariat Kabinet.
Tahap kedua dilaksanakan mulai April 2021 hingga Maret 2022. Di tahapan ini, vaksinasi diberikan kepada 63,9 juta masyarakat rentan dan 77,4 juta masyarakat lainnya sesuai pendekatan klaster.
Kemudian tahap selanjutnya diberikan kepada golongan lanjut usia di atas 60 tahun. Jumlahnya sekitar 21,5 juta jiwa.
Budi mengatakan setiap negara punya cara yang berbeda dalam pemberian vaksin. Meski demikian, tenaga medis menjadi pihak yang diprioritaskan karena mereka adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
" Orang-orang paling penting di masa pandemi krisis Covid-19. Jadi apa yang kita lakukan pertama konsisten dengan yang dilakukan di Inggris, Amerika, semua negara bahwa tenaga kesehatan merupakan prioritas pertama yang kita vaksin," kata dia.
Lebih lanjut, Budi mengatakan vaksin diberikan kepada tenaga medis di 34 provinsi setelah dinyatakan lolos uji klinis dan mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Dia juga menjamin vaksinasi dijalankan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Dia yakin dengan keputusan yang diambil BPOM.
" Kita percaya sekali bahwa data science itu yang akan menjadi pegangan kita, dan BPOM sudah bekerjasama dengan baik dengan Kemenkes dan telah berkoordinasi dengan otoritas di Brasil, Turki dan China. Saya percaya BPOM bisa mengambil keputusan yang independen," ucap dia.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang