Bisnis Waralaba Indonesia Masih Jago Kandang

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 27 Mei 2015 17:29
Bisnis Waralaba Indonesia Masih Jago Kandang
Asosiasi Franchise Indonesia pesimistis bisnis waralaba lokal sanggup go internasional.

Dream - Membangun bisnis waralaba bukan sebuah perkara mudah. Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar, butuh inovasi tinggi untuk mempertahankan usaha waralaba bertahan lama.

" Banyak bisnis waralaba (di Indonesia-Red) yang tumbuh, tapi baru dua tahun atau tiga tahun tapi sudah tutup,” ujar Anang Sunandar dalam jumpa pers International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2015 di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.

Menurut Anang, sebagian besar pelaku usaha franchise di Indonesia tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam hal manajemen serta pemasaran. Bahkan, pebisnis waralaba kadang tidak memahami pemahaman dasar bahwa waralaba adalah konsep pemasaran yang berkembang menjadi konsep bisnis.

Meski punya pasar yang besar di Tanah Air, omzet bisnis waralaba lokal Indonesia ternyata masih jauh tertinggal dari negara-negara lain di kawasan ASEAN. Pada 2014, omzet waralaba dan peluang bisnis waralaba Indonesia ditaksir mencapai Rp 172 Triliun.

" Namun itu masih tertinggal dari negara ASEAN lain yang kira-kira setahun bisa mencapai USD 70 Miliar,” tegas Anang.

Melihat kondisi tersebut, Anang pesimistis bisnis waralaba Indonesia sanggup menembus pasar internasional. Apalagi melihat penetrasi waralaba asing di dalam negeri pun begitu kuat.

" Franchise Indonesia belum siap go international. Karena, untuk go international pun itu tidak mudah,” ujarnya.

Salah satu proses tersulit untuk go internasional adalah pemindahan pusat kegiatan usaha di negara pusat penyedia merek dari usaha franchise tersebut. “ Itu sangat sulit, selain memindahkan, kita juga tidak mengenal bagaimana pasar mereka, behavior mereka,” ucap Anang.

Lebih jauh, Anang justru berpesan pebisnis waralaba untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN. “ Kalau bisa, usaha waralaba di Indonesia itu yang unggulan, bukan cuma asal-asalan,” pungkasnya.

(Ism, Laporan: Kurnia Yunita Rahayu)
 
Baca Juga: Tingkatkan Penjualan `Online` dengan Jaringan Sosial Tiga Cara Agar Produk Anda `Didukung` Selebritas Miliarder `Mati` Kebosanan Usai Kantongi Rp 130 M Delapan Cara Berdayakan Instagram untuk Bisnis Anda Busana Muslim, Masa Depan Industri Fesyen Dunia 10 Wanita Paling Kaya Sedunia Bisnis Hijab, Lahan Rebutan Baru Pemilik Modal `Ojek Modern` Tantang Kecepatan Resto Siap Saji Nadiem Makarim, `Tukang Ojek Modern` Lulusan Harvard

Beri Komentar