Dream – Utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga akhir Juli 2016 tercatat sebesar US$324,2 miliar atau Rp4.271 triliun. Utang ini naik 6,4 persen dibandingkan posisi setahun sebelumnya.
Dikutip dari keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), ULN jangka pendek Indonesia mengalami penurunan namun untuk jangka jangka panjang justru meningkat. Sebagian besar utang Indonesia berasal dari sektor publik yang meningkat sementara sektor swasta justru mengerem pinjaman.
Utang swasta sampai Juli 2016 tercatat mencapai US$16,5 miliar (Rp217,3 triliun), atau turun 3,4 persen dibandingkan posisi Juli 2015. Sedangkan, ULN publik sebesar US$159,7 miliar (Rp2.104 triliun) atau naik 18,7 persen secara year on year (yoy).
Utang swasta selama ini banyak berasal dari sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Porsi utang keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,7 persen.
Dilihat dari pertumbuhannya, utang swasta di sektor pertambangan dan sektor keuangan justru mencatat kinerja negatif.
BI memastikan, posisi utang luar negeri masih cukup sehat. Namun bank sentral memastikan akan terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional khusus untuk utang swasta.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
