(Foto: Instagram @sekretariat.kabinet)
Dream - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis data terbaru penyaluran anggaran pemulihan ekonomi yang sudah disalurkan pemerintah. Empat prioritas utama menjadi perhatian dalam penyaluran ratusan triliun anggaran ini.
Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan empat prioritas utama tersebut adalah perlindungan sosial, Usaha Kecil dan Mikro Menengah (UMKM), program-program kementerian lembaga (K/L) dan Pemda, serta program bantuan pembiayaan korporasi di masa pandemi.
“ Pencairan program-program pemulihan ekonomi nasional cukup besar," ujar Budi Gunadi yang juga Wakil Menteri BUMN dikutip dari laman Kemenkeu.go.id.
Dari program perlindungan sosial, Satgas PEB melaporkan Program Keluarga Harapan (PKH) telah membantu sebanyak 10 juta keluarga dengan penyerapan 71 persen atau Rp26,6 triliun dari pagu anggaran Rp37,4 triliun. Dibandingkan posisi Juli 2020, penyaluran saat ini bertambah 11 persen.
Pemerintah juga mengucurkan obat lain lewat Program Kartu Sembako yang telah membantu 20 juta keluarga. Penyerapan anggaran program ini sudah mencapai Rp26,3 triliun atau 60 persen dari anggaran Rp43,6 triliun.
Selain dua program tadi, pemerintah juga mengucurkan dana untuk Program Bansos Tunai & Non Tunai yang telah membantu 10,9 juta keluarga dan penyerapan mencapai 62 persen, atau Rp24,2 triliun, dari alokasi anggaran Rp39,2 triliun.
Di bulan Agustus ini, penyerapan program diperluas ke dua wilayah, yakni Rp20,7 triliun untuk Non Jabodetabek dan Rp3,5 triliun untuk Jabodetabek. Perluasan ini membuat peningkatan sebesar 47 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Uang tunai lain yang diberikan pemerintah adalah Program BLT Dana Desa. Budi melaporkan program ini sudah diberikan kepada 8 juta keluarga dengan penyerapan 30 persen atau Rp9,6 triliun dari pagu anggaran Rp31,8 triliun.
Tak hanya masyarakat sebagai individu, pemerintah juga menggelontorkan dana di sektor UMKM. Dana yang sudah diberikan sudah terealisasi antara lain berupa Penempatan Dana melalui perbankan yang telah tersalurkan ke 1,02 juta UMKM dengan realisasi 52,3 persen dari pagu anggaran Rp78,8 triliun.
Subsidi Bunga dilaporkan baru terserap 6,12 persen dari alokasi dana Rp35,3 triliun, namun telah membantu 7,2 juta pelaku UMKM dengan subsidi total Rp2,2 triliun untuk total nilai pinjaman Rp277 triliun.
Di Sektor Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda, Budi menyampaikan sudah disalurkan anggaran dalam bentuk Program Padat Karya Kementerian/Lembaga yang sudah membantu lebih dari 3 juta pekerja dengan pagu anggaran Rp18,4 triliun. Hingga kini sudah terserap anggaran sebesar 49 persen atau Rp9 triliun, meningkat 23,4 persen ketimbang bulan Juli.
Disamping itu, pemerintah juga menambah tambahan program yang menyasar sektor pelaku usaha mikro berupa Bantuan Presiden Produktif untuk Usaha Mikro (BanPres Produktif) dengan DIPA anggaran Rp22 triliun dan target 9,1 juta pelaku usaha mikro tahun ini.
Jika penyerapannya baik, target penerima bisa diperluas menjadi 12 juta usaha mikro dengan DIPA anggaran menjadi Rp28,8 triliun.
Program ini diketahui sudah dulucnruakn Presiden Joko Widodo di Jakarta pada 24 Agustus 2020 dan dilanjutkan penyaluran di Aceh sehari kemudian dan Yogyakarta pada akhir pekan lalu. Budi menyebut Banpres tersebut sudah disalurkan pada 1 juta pengusaha mikro yang dalam seminggu ini sudah tersalurkan Rp2,4 triliun.
“ Karena sifatnya langsung berupa hibah, tunai ke para pelaku usaha mikro, maka kami harapkan bisa cukup cepat penyalurannya,” kata Budi yang berharap dana tunai ini bisa menggerakkan ekonomi di kuartal ketiga 2020.
Terakhir program besar yang baru diluncurkan Presiden adalah bantuan subsidi upah untuk karyawan yang terdampak pandemi namun tidak menjadi korban PHK. Dengan Pagu Anggaran Rp37,8 triliun, program ini menyasar penerima 15,7 juta.
Program subsidi gaji ini memberikan tambahan penghasilan sebesar Rp600 ribu per bulan yang diberikan per dua bulan kepada pekerja yang menjadi anggota BP Jamsostek dengan upah di bawah Rp5 juta per bulan.
“ Targetnya, ada 15,7 juta pekerja, karena ini transfernya langsung ke rekening penerima, kita melihat ini bisa cepat kita salurkan,” lanjutnya.(Sah)