Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun

Reporter : Editor Dream.co.id
Jumat, 7 Juni 2024 13:46
Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun
Kisah inspiratif kali ini datang dari Jensen Huang yang menjadi orang kaya raya berkat kesuksesan perusahaannya, Nvidia.

1 dari 10 halaman

Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun

Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun © Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun 2024 taiwannews.com

2 dari 10 halaman

Dream - Banyak kisah inspiratif dari orang-orang di seluruh dunia untuk mengobarkan semangat kita dalam menjalani hidup.

Kisah inspiratif kali ini datang dari Jensen Huang yang menjadi orang kaya raya berkat kesuksesan perusahaannya, Nvidia. Ini adalah perusahaan raksasa chip yang sedang berkembang pesat.

Pasalnya, chip AI Nvidia banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan lain. Sehingga, perusahaan Jensen Huang menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia.

3 dari 10 halaman

Mengingat kekayaannya kini mencapai Rp1.700 triliun, rupanya Jensen bukanlah orang yang berasal dari keluarga kaya. Ia lahir di Taiwan pada 1963. Kemudian saat berusia 5 tahun ia pindah ke Thailand.

Ketika usia menginjak 9 tahun, Jensen dan saudaranya dipindahkan ke Tacoma, Amerika Serikat unruk tinggal bersama pamannya. Setelah itu, orang tuanya juga menyusul ke AS untuk menemani anak-anaknya.

Ayah Jensen sangat menyukai Amerika. " Ayahku berkeinginan membesarkan kami di negara yang luar biasa ini," ucap Jensen dari NY Post.

4 dari 10 halaman

© Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun 2024 siepr.stanford.edu

Jensen pun ternyata tidak sekolah di lembaga pendidikan bergengsi. Bahkan ia bersekolah di lembaga pendidikan yang dipenuhi anak-anak bandel. Bahkan Jensen pernah diancam pisau oleh anak di sana dan sering membersihkan kamar mandi.

5 dari 10 halaman

" Aku sering disuruh membersihkan toilet saat di sekolah," ucapnya ketika mengisi pidato di depan lulusan Stanford University.

Saat berusia 15 tahun, ia bekerja sebagai pencuci piring di restoran Denny's. Ini adalah pekerjaan pertama Jensen.

" Ini adalah pilihan karir yang bagus. Aku merekomendasikan tap orang untuk mengawali pekerjaan di bisnis restoran, sebab mengajarkan kerendahan hati dan kerja keras. Aku mungkin adalah pencuci piring terbaik Denny's," ucapnya.

6 dari 10 halaman

Setelah lulus pendidikan setingkat SMA, Jensen Huang melanjutkan kuliah di Oregon State University karena biaya kuliahnya yang murah. Di sana, ia menjalin asmara dan menemukan pasangan hidup, yaitu satu-satunya mahasiswi teknik elektro, Lori Mills. Sekarang, Lori Mills telah menemani perjalanan hidup Huang selama lebih dari 30 tahun.

Setelah lulus kuliah, Huang bekerja di perusahaan chip. Ia juga melanjutkan pendidikannya dan mendapat gelar master di Stanford selama lebih dari delapan tahun.

7 dari 10 halaman

Lalu pada 1993, Huang dan dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem bertemu di restoran Denny's di South Buy. Ketiganya membuat sketsa rencana untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Dengan tekad yang bulat, ketiganya mendirikan Nvidia dengan modal USD 40 ribu. Kemudian Nvidia go public pada 1999.

Mereka pertama kali membuat chip untuk grafis komputer dan meraih kesuksesan besar darinya.

8 dari 10 halaman

Lalu pada 2014, Jensen Huang berhasil membuat chip untuk kecerdasan buatan atau AI. Kini era AI sedang meledak, Nvidia pun benar-benar mendapat keuntungan besar dari chip AI buatannya yang laku keras di pasaran.

Kini Jensen memiliki 3,5 persen saham Nvidia. Bersadarkan data Forbes, kekayaan Jensen mencapai USD 107,2 miliar atau lebih dari Rp1.746 triliun. Kekayaan ini meningkat pesat, karena 5 tahun silam kekayaannya tercatat hanya USD 3 miliar.

9 dari 10 halaman

© Cerita Mantan Tukang Cuci Piring, Kini Punya Perusahaan Besar dan Kantongi Kekayaan Rp 1.700 Triliun 2024 shutterstock

Jika ditanya tentang kesuksesan, Jensen akan menjawab bahwa setiap orang harus merasakan penderitaan terlebih dahulu.
" Kupikir salah satu keuntungan terbesarku adalah ekspektasi rendah. Kebanyakan lulusan Stanford punya ekspektasi sangat tinggi," ujarnya saat berpidato di Stanford.

10 dari 10 halaman

Menurutnya hal itu sangatlah wajar, sebab lulus dari kampus bergengsi secara alami membuat tiap orang berharap lebih. Tapi menurutnya itu bisa menjadi hal yang kurang baik.

" Orang dengan ekspektasi sangat tinggi ketangguhannya sangat rendah, padahal ketangguhan itu penting untuk meraih sukses. Aku tidak tahu bagaimana mengajari kalian kecuali kuharap kalian mengalami penderitaan terlebih dahulu agar semakin tangguh," ungkapnya.

Beri Komentar