Raja (3): Cerita Sheikh Khalifa, Raja Pembebas Utang

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 9 Maret 2015 19:40
Raja (3): Cerita Sheikh Khalifa, Raja Pembebas Utang
Menaikkan 100 persen gaji seluruh pegawai negeri. Sosok pimpinan yang didoakan dan dicintai rakyatnya.

Dream - Kumandan azan itu mengalun merdu dan syahdu. Menggema ke seluruh ruangan berpilar kaligrafi itu. Ratusan orang duduk, terdiam di hamparan lantai marmer berlapis permadani.

Mereka khusyuk menyimak panggilan salat sang muazin. Sebagian jemaah yang baru datang terus mengisi saf di masjid dengan kapasitas 40.000 orang lebih.

Siang itu, kaum muslim di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tengah bersiap melaksanakan Salat Jumat di masjid terindah seantero dunia, yang diberi nama Masjid Sheikh Zayed.

Selang beberapa saat azan selesai, khatib naik mimbar menyampaikan khotbah Jumat. Jamaah sudah penuh berjejal menempati setiap sudut. Hampir tak ada celah tersisa.

Setengah jam ceramah berjalan, khatib menutupnya dengan menanjatkan sejumlah doa. Di sela-sela untaian doa kepada Allah SWT, terselip nama Sheikh Khalifa Bin Zayed al Nahyan, Raja Abu Dhabi yang menjabat sebagai Presiden Uni Emirat Arab.

Nama itu menggaung di atas kubah utama masjid yang dihiasi ribuan kristal. Seluruh jamaah menengadahkan kedua tangan. Kepala mereka merunduk. Hanya mulutnya yang terlihat bergumam.

Mereka melantunkan doa singkat agar Sheikh Khalifa terus diberi kesehatan, panjang umur dan rejeki berlimpah. Begitu cintanya mereka kepada sang pemimpin, sampai ikut mendoakan di sela Salat Jumat.

Penduduk Uni Emirat Arab memang merasa begitu beruntung memiliki raja sekaligus Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Khalifa. Ia begitu royal memberikan kemakmuran untuk warganya. Sama seperti sang ayah, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, ia begitu dipuja dan dihormati rakyat.

Gaya kepemimpinan Sheikh Khalifah termasuk kalem. Di balik sikap kalemnya itu beliau adalah orang pemurah dan baik hati. Tidak dapat dihitung berapa uang yang telah dikucurkan dia untuk misi misi kemanusiaan.

Bahkan saking baiknya, ia rela melunasi sebagian utang warganya yang tidak lagi mampu membayar. Itu ia lakukan tanpa pamrih apa pun. 

Penghapusan utang itu dilakukan pada 2012 lalu. Seperti diberitakan kantor berita WAM, Sheikh Khalifa memerintahkan otoritas setempat untuk membantu 7.000 warganya yang mengalami gagal bayar utang senilai US$ 545 juta (Rp 7,1 triliun).

Ia telah memerintahkan otoritas setempat menyelesaikan semua kasus gagal bayar warganya yang terbelit utang pribadi, dengan jumlah tidak lebih dari 1 juta dirham atau sekitar Rp 3,5 miliar.

Sebuah pendanaan khusus dengan modal sekitar 10 miliar dirham (sekitar Rp 35 triliun) telah dibentuk untuk membantu membayari sebagian utang warganya yang mengalami gagal bayar. 

Sisa dari utang itu akan direstrukturisasi tanpa bunga. Kebijakan itu tentunya membebaskan warga Uni Emirat Arab dari penjara karena tak mampu membayar utangnya. 

Itu salah satu bukti nyata ketulusan Sheikh Khalifa yang diangkat sebagai raja menggantikan ayahnya pada 3 November 2004. 

Tembok megah istana tidak membuat ia silau dan tak mau dekat dengan rakyatnya. Dimulai dari.... 

1 dari 2 halaman

Doyan Membaur dengan Warga

Doyan Membaur dengan Warga © Dream

Khalifa menghabiskan masa kecilnya dan belajar di kota Al Ain, kota kedua terbesar di Abu Dhabi. Pria kelahiran 25 Januari 1948 sudah dididik untuk menjadi pengganti ayahnya sebagai raja suatu hari nanti. 

Saat itu, Al Ain masih kekurangan infrastruktur, seperti jalan raya, listrik dan pendidikan modern. Di sana, ia gemar membaur dengan warga dari berbagai suku-suku Al Ain.

Dari situ Khalifa mulai mendengar apa yang rakyat butuhkan. Sembari ia belajar manajemen dan keterampilan berkomunikasi.

Di usianya ke-21 tahun, ia lalu diangkat menjadi putra mahkota. Zayed, sang ayah yang menjabat Raja Abu Dhabi, sangat yakin pada kemampuan anaknya dan memberinya berbagai kewenangan.

Khalifa bertanggung jawab atas sejumlah rencana peningkatan bidang agrikultur dan penggalian sumur-sumur minyak baru. 

Kesuksesannya merupakan batu loncatan untuk karir panjang yang dia jalani di bidang pelayanan jasa. Khalifa melakukan peran kepemimpinannya dengan tenang dan terampil. 

Tak heran saat pembentukan pemerintahan Uni Emirat Arab dibakukan, dia terpilih menjadi Perdana Menteri Abu Dhabi pada 1971. Dua tahun kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Uni Emirat Arab. Pada 1976 dia diangkat sebagai Komandan Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab.

Rakyat pun tak meragukan kemampuannya. Begitu ayahnya yang juga seorang raja tutup usia, Syeikh Khalifa dinobatkan sebagai Raja Abu Dhabi dan Pesiden Uni Emirat Arab.

Tangan dingin Khalifa segera terbukti. Setahun setelah menjabat di posisi Presiden Uni Emirat Arab tersebut, Khalifa langsung menaikkan 100 persen gaji seluruh tenaga kerja di negaranya. Rakyat pun bersuka cita menyambut kebijakan itu. 

" Ini adalah salah satu cara untuk meneruskan mimpi ayah  dalam mengembangkan negara dan memakmurkan rakyat," kata Sheikh Khalifa.

2 dari 2 halaman

Tak 'Gila' Harta dan Istri

Tak 'Gila' Harta dan Istri © Dream

Menurut majalah Forbes, meskipun saat ini dia mengelola 100 miliar barel cadangan minyak di Uni Emirat Arab, tapi kekayaan Syeikh Khailfa tak hanya berasal dari industri tersebut. 

Sheikh Khalifa juga menjalankan salah satu perusahaan pengelola dana kekayaan terbesar kedua di dunia dengan aset mencapai US$ 627 miliar (Rp 8.202 triliun). Seluruh keluarga al Nahyan dikabarkan memiliki total kekayaan mencapai US$ 150 miliar (Rp 1.962 triliun).

Adapun kekayaan pribadi Sheikh yang namanya diabadikan dalam bangunan tertinggi di dunia Burj Khalifa ini ditaksir mencapai US$ 18 miliar (Rp 235 trilun). Menurut therichiest.com, ia menempati pemimpin muslim ketiga terkaya sejagat.

Sheikh Khalifa juga terkenal sangat dermawan di dalam maupun luar negaranya. Ia menciptakan sejumlah program bantuan dalam bentuk beasiswa, dana penelitian serta dana tunai. 

Ia diketahui menyumbangkan sebagian kekayaannya pada University of Wales and the University of Texas. Dana Sebesar US$ 150 juta (Rp 1,9 trilun) digelontorkan untuk membiayai pendirian klinik perawatan kanker di University of Texas. 

Tahun lalu, ia juga membagikan iPad gratis pada seluruh siswa di tiga universitas besar Uni Emirat Arab.

Sosok pribadi Sheikh Khalifa juga jadi panutan. Selain soleh dan sederhana, dia adalah pria setia.

Dengan kehidupan yang dimiliki sekarang, bisa saja ia memiliki istri lebih dari satu. Tapi pria yang tercatat sebagai salah satu orang terkuat dunia dan berada di posisi ke-33 versi Forbes, tidak mau poligami.

Berbeda dengan ayahnya yang memiliki enam istri, Sheikh Khalifa hanya memiliki satu istri dan tak pernah menikah lagi hingga kini. Dari pernikahannya bersama Shamsa binti Suhail Al Mazrouei, pasangan itu dianugerahi delapan anak yang terdiri dari dua laki-laki dan enam perempuan.

Sheikh Khalifah telah membuktikan kepada kita semua bahwa kerja yang tulus akan terbalas dengan untain doa. Sebagai raja terkaya, ia selalu berbelas kasih pada orang-orang miskin dan menderita di negaranya. Tak heran ia begitu dicintai rakyatnya. (eh)

Beri Komentar