Curhat Bankir Syariah Diminta Jadi Lokomotif Ekonomi RI

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 1 Mei 2015 16:00
Curhat Bankir Syariah Diminta Jadi Lokomotif Ekonomi RI
Bank Syariah mengaku bisa menjadi poros keuangan Islami jika masuk dalam pembangunan infrastrktur.

Dream - Pelaku bank syariah yakin bisa memenuhi ambisinya menjadi poros keuangan Islami di Indonesia jika masuk dalam pembangunan infrastruktur negara. Niat ini bisa tercapai jika saja tantangan yang ada bisa segera diselesaikan bank syariah.

" Ada beberapa tantangan yang harus dijawab oleh bank syariah untuk dapat menjadi lokomotif ekonomi Indonesia," kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto dalam Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI), Kamis, 30 April 2015, di Jakarta.

Sebagai sektor usaha yang membuka jalan penerapan sistem ekonomi syariah di Indonesia, Perbankan selama ini memang diharapkan bisa berada di barisan terdepan dalam memimpin laju ekonomi berbasis hukum Islam tersebut.

Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 197 bank syariah dengan pertumbuhan agregat bank sebesar 43,16 persen, jauh melebihi bank konvensional yang hanya mencapai 12,4 persen.

Meski tumbuh pesat, Agus mengakui pelaku bank syariah masih menghadapi sejumlah tantangan besar. " Di antarannya adalah sumber daya manusia, permodalan, regulasi, market dan infrastruktur," katanya

Khususnya sumber daya manusia, Agus mengakui kompetensi para pelaku perbankan syariah masih belum memenuhi standar. Tidak semua lulusan program studi perbankan syariah memenuhi kualifikasi dalam seleksi perekrutan pegawai di bank syariah.

" Untuk hal ini kita perlu kerjasama dengan perguruan tinggi agar membuat kurikulum standar yang dapat memenuhi kebutuhan perbankan syariah kita," katanya.

Pakar Ekonomi Islam Adiwarman Azhar Karim, menambahkan posisi bank syariah di Indonesia memang masih lemah dalam berbagai sisi. Pertama, likuiditas perbankan syariah diakui tidak mungkin dapat membiayai pembangunan infrastruktur.

Tantangan kedua, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Syariah masih sangat kecil. “ Ketiga, belum ada penciptaan produk secara berlapis (structure finance)," pungkas Adiwarman yang juga anggota Dewan Syariah Nasional.

(Laporan: Kurnia Yunita)

Baca Juga: Menkeu: Aset Bank Syariah Sulit Lewati `Angka Keramat` Menkeu Wacanakan Merger Bank Syariah BUMN Pasar Syariah Terbesar, RI dan Malaysia Berlomba Saingi Saudi Wow! Tabungan Orang Indonesia Rp 4.222 Triliun RI Bakal Jadi `Markas` Bank Investasi Infrastruktur Islam Ini Negara dengan Biaya Pengiriman Uang Termurah Malaysia Tergiur Dirikan Bank Syariah di Jerman

 

Beri Komentar