Dream - Negara-negara di Eropa mendominasi peringkat negeri paling bahagia di dunia. Dalam The 2016 World Happiness Report, Denmark, Swiss, dan Islandia, menempati posisi teratas sebagai negara paling bahagia di dunia.

Menurut para penulis laporan ini, indeks kebahagiaan itu didasarkan pada GDP perkapita, dukungan sosial, tingkat harapan hidup, kebebasan sosial, dan kemakmuran. Serta rendahnya tingkat korupsi pada sebuah negara.

Berdasarkan indikator-indikator itulah, Denmark didaulat sebagai negara paling bahagia di dunia untuk tahun 2016. Sementara, Swiss dan Islandia menempati urutan ke-2 dan ke-3.

Sedangkan di urutan ke-4 sebagai negara paling bahagia adalah Norwegia, disusul kemudian oleh Finlandia, Kanada, Belanda, Selandia Baru, Australia, dan di peringkat ke-10 ada Swedia.

Sementaram Burundi dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia di muka bumi ini. Disusul kemudian oleh Suriah, negeri yang koyak oleh perang saudara.

Di peringkat ke-3 sebagai negara paling tidak bahagia adalah Togo, Afghanistan, Benin, Rwanda, Guinea, Liberia, Tanzania, dan Madagaskar di peringkat ke-10.

Bagaimana dengan peringkat Indonesia? Dari 157 negara yang masuk dalam peringkat negara paling bahagia ini, Indonesia berada di peringkat ke-79. Jauh di bawah Singapura yang bertengger di peringkat ke-22.

Peringkat Indonesia juga kalah jauh dari Thailand yang nangkring di peringkat 33, atau Malaysia yang berada di posisi ke-47. Peringkat Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Filipina yang berada di posisi ke-82.

Dalam laporan ini, para penulis membandingkan tingkat kebahagiaan –berdasarkan indikator-indikator di atas–pada periode 2005-2007 atau sebelum terjadi resesi global, dengan data tahun 2013-2015. Selengkapnya, baca di sini. (Ism) 

Indonesia Peringkat Satu Negara Pengguna Tiga Bahasa di Dunia

Dream - Pada Hari Bahasa Ibu Internasional lalu, SwiftKey melakukan sebuah penelitian yang hasilnya cukup mencengangkan. Penelitian itu menyebutkan Indonesia merupakan negara terbesar yang menggunakan 3 bahasa.

Apa saja bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia? Seperti dikutip dari wowshack.com, Selasa, 17 Maret, 2015, selain bahasa Indonesia sebagai nasional, masyarakat Indonesia juga mulai awam dengan penggunaan Bahasa Inggris. Namun, ada bahasa daerah yang dominan digunakan penduduk Indonesia, yaitu Bahasa Jawa.

Pada peringkat dua ada Israel yang menggunakan Bahasa Inggris, Ibrani, dan Rusia. Sementara Spanyol di peringkat 3 menggunakan Bahasa Catalan, Inggris, dan Spanyol.

Penelitian oleh SwiftKey ini berdasarkan data penggunaan aplikasi SwiftKey Keyboard. Dari data tersebut akan terlihat penggunaan bahasa para pemilik aplikasi. Tujuannya sebagai bentuk pengakuan atas pentingnya bahasa.

Peringkat Negara Teraman Dunia, Ini Posisi Indonesia

Dream - Lembaga riset Value Penguin mengeluarkan ranking kota-kota paling aman di dunia. Sebanyak 195 lebih negara menjadi objek penelitian. Namun, hanya 107 yang masuk peringkat. Sisanya tidak dicantumkan karena kekurangan sumber informasi.

Lembaga yang berbasis di New York, Amerika Serikat, itu mengklaim data yang dijadikan dasar peringkat kota teraman ini berasal dari berbagai sumber kredibel. Setidaknya ada tujuh poin yang menjadi indikator “Nilai Keamanan”.

Indikator–indikator tersebut adalah populasi, emisi karbon dioksida (CO2), jumlah personel polisi per 100 ribu penduduk, tingkat kematian akibat kecelakaan per 100 ribu penduduk, pencurian per 100 ribu penduduk, dan tingkat harapan hidup dalam setahun. Ketujuh indikator dipilih karena berhubungan dengan keamanan sehari-hari penduduk.

Indikator-indikator itu sebagian besar diambil dari data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia. Dalam peringkat yang dikeluarkan Value Penguin itu, negara yang lebih aman mendapat rata-rata “skor keamanan” lebih rendah dari negara yang kurang aman.

Berdasar peringkat itu, Singapura menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam lima besar negara paling aman. “Negeri Singa” ini nangkring di peringkat ke dua dengan skor 37. Berada di bawah Swiss yang menjadi negara paling aman dengan skor 37.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Dari 107 negara yang masuk peringkat ini, negeri kita berada di urutan ke 65. Skor keamanannya 125.

Indonesia, tentu saja, berada di bawah Singapura yang mentereng di posisi dua. Indonesia juga berada di bawah Brunai Darussalam yang menempati posisi 27 dengan skor 93, dan juga Filipina yang ada di urutan 49 dengan nilai 116.

(Sumber: Value Penguin)

Daya Saing Global Indonesia Jatuh Ke Peringkat 37

Dream - World Economic Forum telah merilis Global Competitiveness Report 2015-2016 pada akhir bulan lalu. Dalam laporan tersebut, indeks daya saing Indonesia tahun ini tercatat berada di peringkat ke-37 dari 140 negara yang dinilai.

Peringkat Indonesia ini berada di atas negara-negara seperti Portugal yang berada di peringkat 38, Italia di peringkat 43, Rusia di peringkat 45, Afrika Selatan di peringkat 49, India di peringkat 55, dan Brazil yang berada di peringkat 75.

Di level ASEAN sendiri, peringkat Indonesia ini masih berada di bawah tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 18 dan Thailand yang berada di peringkat 32. Namun demikian, Indonesia masih mengungguli Filipina yang berada di peringkat 47, Vietnam di peringkat 56, Laos di peringkat 83, Kamboja di peringkat 90, dan Myanmar di peringkat 131.

Dari laporan-laporan World Economic Forum terdahulu tercatat, indeks daya saing global Indonesia sempat berada di peringkat 54 pada tahun 2009, lalu naik ke peringkat 44 pada tahun 2010.

Peringkat Indonesia kembali turun ke peringkat 46 pada tahun 2011 dan peringkat 50 pada tahun 2012, untuk selanjutnya kembali naik ke peringkat 38 pada tahun 2013. Tahun lalu, indeks daya saing Indonesia kembali naik ke peringkat 34, dan turun ke peringkat 37 pada tahun ini.

Sebagai informasi, dengan menggabungkan data kuantitatif dan survei, penilaian peringkat daya saing global ini didasarkan pada 113 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar daya saing.

Kedua belas pilar tersebut yaitu institusi, infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi makro, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar finansial, kesiapan teknologi, ukuran pasar, lingkungan bisnis, dan inovasi.

Indonesia Bidik Peringkat 40 Negara Paling Mudah Berbisnis

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target Indonesia bisa masuk peringkat 40 dalam jajaran negara dengan kemudahan berbisnis terbaik pada tahun depan. Pada tahun 2015 lalu, Indonesia masih berada di peringkat 109 dari 189 negara yang disurvei Bank Dunia.

Untuk mencapai target tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyebutkan ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu deregulasi, sosialisasi, dan monitoring.

“Jumlah prosedur lebih pendek, lebih singkat, jumlah hari lebih cepat dan biaya serendah-rendahnya,” ujarnya.

Franky menyebutkan setidaknya ada 19 pekerjaan rumah untuk 15 kementerian lembaga agar target ini bisa tercapai. Sebagai contoh, kemudahan perizinan yang berada di tangan Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Pemerintah Daerah terkait.

Selain itu, ada juga terkait masalah kredit yang menjadi wewenang Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

“Salah satu yang sudah dihasilkan Bank Indonesia dan OJK adalah adanya Biro Kredit Swasta. Ini tentunya akan memberikan kontribusi positif untuk ranking atas indikator akses perkreditan,” ungkapnya.

Diharapkan, lanjut Franky, pada akhir Februari ini, sudah ada kemajuan dari ke-19 pekerjaan rumah tersebut. Dengan demikian, terjadi perbaikan yang cukup signifikan.

Kualitas Hidup Jakarta di Peringkat 142 Dunia

Dream - Kualitas hidup masyarakat di Jakarta tertinggal jauh dari beberapa negara di Asia Tenggara. Bahkan Jakarta kalah dari dua kota Malaysia.

Dalam laporan terbaru, 18th Annual Quality of Living yang dikeluarkan Mercer, terungkap tingkat kualitas hidup Jakarta berada di posisi 142 dari 240 kota besar di dunia.

Posisi Jakarta jauh tertinggal dari Singapura yang menjadi negara Melayu dan Asia terbaik dalam hal kualitas hidup. Singapura berada di peringkat 26 dunia.

Jakarta juga harus mengakui kemajuan Malaysia, negara tetangga yang sempat berguru ke Indonesia. Dua kota negara ini berada di peringkat 100 besar dunia, atau lebih baik dari Jakarta.

Mercers dalam penjelasannya mengatakan survei ini dibuat lewat analisa komprehensif yang bermanfaat bagi perusahaan multinasional yang akan menempatkan tenaga kerjanya di luar negeri.

Penilaian berdasaran kepada faktor ancaman keamanan domesti dan global, kekerasan akibat perubahan populasi, serta eamanan di kawasan pusat bisnis.

"Memastikan kebutuhan ekspatriat dan keluarganya dimanapun mereka tinggal menjadi elemen penting bagi sebagia perusahaan multinasional," ujar penanggung jawab laporan Mercers Quality of LIcing 2016, Slagin Parakatil.

Berikut posisi kualitas hidup kota-kota besar di Asia Tenggara:

1. Singapura, Singapura (26)
2. Kuala Lumpur, Malaysia (86)
3. Johor Baru, Malaysia (103)
4. Bangkok, Thailand (129)
5. Manila, Filipina (136)
6. Jakarta, Indonesia (142)
7. Ho Chi Minh City, Vietnam (152)
8. Hanon, Vietnam (155)
9. Vientiane, Laos (170)
10. Phnom Penh, Kamboja (195)
11. Yangon, Myanmar (201)