Ilustrasi Bisnis UMKM.
Dream – Ancaman resesi global membayangi berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia. Situasi ini tentu akan menekan neraca perdagangan dalam negeri.
Sama seperti krisis moneter tahun 1998, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diperkirakan mampu menjadi penyangga sistem perekonomian nasional dalam menghadapi resesi.
Dosen IPB University dari Program Studi Agribisnis, Sekolah Vokasi, Khoirul Aziz Husyairi, mengatakan jika dilihat dari kondisi keuangan, terutama tentang ketersediaan uang tunai, menjadikan UMKM siap dalam menghadapi kondisi ini. Namun dia mengingatkan rencana investasi sebaiknya dialokasikan sebagai dana cadangan untuk mengantisipasi penambahan modal kerja.
“ Pelaku UMKM harus bersiap untuk melakukan perubahan usaha dengan melakukan berbagai inovasi agar tetap mampu melayani pelanggan, menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” kata Khoirul, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu 14 Oktober 2020.
Menurut Khairul, resesi kali ini terutama diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Kondisi semakin berat karena pemerintah daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat aktivitas menjadi terbatas.
“ Migrasi ke usaha berbasis digital dapat dilakukan untuk menjaga agar usaha tetap berjalan,” kata Khoirul.
Agar UMKM bisa bertahan dalam resesi ekonomi, setidaknya arus kas yang menjadi napas dari sebuah usaha tetap dijaga tetap positif. Cara menjaganya adalah memaksimalkan penjualan dan menjaga pengeluaran, terutama biaya produksi seefisien mungkin.
“ Dengan biaya produksi yang efisien, harga produk yang dihasilkan tetap terjangkau oleh konsumen,” kata dia.
Ada tips lain yang harus disiapkan UMKM dalam menghadapi resesi ini. Yakni pertama fokus tetap melayani pelanggan dengan baik. Dengan resesi yang sangat mungkin menyebabkan penurunan daya beli membuat UMKM harus jeli mempertahankan konsumen yang ada.
“ Jangan mengecewakan konsumen dengan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan akibat keterbatasan sumberdaya. Lakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan jika akan melakukan perubahan pada produk yang dihasilkan,” kata Khoirul.
Kedua, ubah target usaha dari marjin yang tinggi ke volume penjualan yang tinggi. Mampu bertahan saja sudah baik dalam kondisi ini. Harapannya walaupun laba “ tipis”, tapi usaha dapat bertahan dengan volume penjualan yang meningkat.
Ketiga. melakukan efisiensi terhadap pengeluaran. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah kemasan produk, melakukan inovasi penjualan (bisa dengan bekerjasama dengan penyedia jasa online) sehingga tidak perlu sewa tempat.
Kurangi juga pengeluaran yang bertujuan untuk promosi. Gunakan media-media promosi yang tanpa berbayar. Bisa memaksimalkan penggunaan media sosial untuk menunjang kegiatan promosi.
Keempat, memperkuat hubungan baik dengan pemasok. Dengan adanya hubungan yang baik dengan pemasok, maka UMKM tidak perlu melakukan stok persediaan terlalu banyak, sehingga biaya-biaya yang terkait dengan persediaan bisa ditekan.
Kelima, jangan abaikan karyawan. Bagaimanapun juga karyawan merupakan salah satu bagian yang penting dalam usaha. Bangun komunikasi yang baik dengan karyawan, sehingga para karyawan juga mengetahui kondisi perusahaan.
Keenam, hindari penarikan pinjaman untuk menutupi modal kerja. Jika masih memungkinkan, maka carilah investor yang bisa bantu dengan skema bagi hasil. Tetapi jika sulit, alternatif lain dengan menjual barang inventaris yang tidak terkait langsung dengan usaha untuk mencukupi kebutuhan modal kerja.
Harapan ke depan bagi UMKM dalam menghadapi resesi adalah adanya stimulus bantuan pemerintah untuk UMKM yang memiliki pinjaman ke bank. Baik dengan restrukturisasi pinjaman maupun dengan pengurangan bunga pinjaman. Adanya program pemberian bantuan modal kerja ini membuat usaha yang dilakukan tetap dapat bertahan.
" Kerja sama antara pemerintah, dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, maupun dengan kelembagaan lain juga diperlukan untuk membantu UMKM migrasi ke usaha berbasis digital. Kerjasama ini bisa diwujudkan dengan pelatihan maupun pendampingan usaha, sehingga UMKM dapat terus menjaga keberlangsungan pasarnya,” kata Khoirul.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib