Erick Thohir Dan Jokowi (Instagram @erickthohir)
Dream - Erick Thohir mengaku tidak pernah takut dengan ancaman hanya gara-gara merombak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menteri BUMN itu memastikan perombakan perusahaan negara dilakukan dengan perhitungan yang matang.
" Saya tidak takut diancam-ancam, karena loyalitas saya jelas, saya loyalitas ke presiden, karena saya pembantu beliau," kata Erick Thohir, dikutip dari Liputan6.com, Jumat 19 Juni 2020.
Menurut Erick Thohir, ada sejumlah tahapan yang harus dilewati dalam proses pemilihan direksi dan komisaris pada perusahaan BUMN, seperti mengusung tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
" Direksi dan komisaris harus GCG, harus berakhlak. Tapi di sini kita masukan digital leadership, global business safety, customer focus, building strategic partnership," papar dia.
Erick juga melibatkan kementrian dan lembaga terkait dalam pemilihan direksi dan komisaris perusahaan BUMN. Dia mencontohkan perusahaan BUMN Karya yang terkait dengan Kementerian PUPR.
" Karena kan tidak mungkin BUMN karya tidak punya hubungan dengan pak (Menteri PUPR) Basuki, enggak mungkin. Nah ini yang kita coba pastikan," ucap dia.
Erick Thohor juga mendengarkan permintaan pasar dalam pemilihan pengurus baru perusahaan BUMN. " Karena apa? Kalau kita ingin bangun ekosistem yangg baik ya harus diterima pasar," tegas Erick Thohir.
Dream - Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, terus membenahi institusi yang dipimpin. Langkah terbaru, Erick melakukan efisiensi dengan menyederhanakan jumlah BUMN.
Erick mengatakan, semula jumlah BUMN mencapai 142 perusahaan. Kini, BUMN yang masih beroperasi sebanyak 107 perusahaan akibat konsolidasi.
" Ini akan kita turunkan terus kalau bisa ke angka 80," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI, disampaikan melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momen tepat untuk merestrukturisasi dan memperkuat posisi BUMN, baik keuangan maupun industri. Konsolidasi perusahaan dijalankan terutama pada sektor farmasi dan asuransi.
Untuk sektor farmasi, Erick menggunakan skema holding. PT Bio Farma (Persero) ditetapkan sebagai induk perusahaan dengan anggota yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.
Selain untuk efisiensi, holding ini bertujuan memperkuat kemandirian industri dan meningkatkan ketersediaan produk kesehatan.
Sementara untuk sektor asuransi, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau (BPUI) didapuk menjadi perusahaan induk. Anggotanya yaitu PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).
Terbentuknya holding asuransi ini dilandasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke Dalam Modal Saham PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Erick menekankan ke depannya, efisiensi dan restrukturiasi BUMN terus ditingkatkan. Saat ini masih banyak BUMN yang memiliki lini bisnis yang sama dan berpotensi untuk dikonsolidasi.
" Bersama dengan Kementerian Keuangan, kami akan membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai tata kerja pelaksanaan Tim Restrukturisasi BUMN. Saat ini, SKB sedang dikaji oleh Kementerian Keuangan. Selanjutnya kami juga akan berdiskusi dengan kementerian teknis terkait," kata dia.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati