Dream - Menurut angka baru dari situs riset pasar eMarketer, para pengguna Facebook telah menghasilkan pendapatan untuk Facebook lebih dari 20% tahun ini dari yang Anda lakukan pada tahun 2014.
Seorang pengguna Facebook rata-rata sekarang ‘menyumbang’ US$ 12,76 atau sekitar Rp 180 ribu setiap tahun untuk pendapatan perusahaan milik Mark Zuckerberg itu.
Seperti dikutip dari Gulf News, Jumat, 9 Oktober 2015, angka tersebut naik dari US$ 10,03 tahun sebelumnya. Angka itu diperkirakan akan meningkat lebih jauh sampai US$ 17,50 pada tahun 2017.
Demikian juga dengan Twitter. Pesaing Facebook ini menghasilkan pendapatan iklan US$ 7,75 per pengguna, naik dari US$ 5,48 tahun lalu, dan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) diperkirakan hampir dua kali lipat selama beberapa tahun ke depan, yang mencapai US$ 12,56 pada tahun 2017.
Dari segi wilayah terdapat perbedaan ARPU yang lebar antara Amerika Serikat (AS) dan seluruh dunia. Hal ini menjadi penegas mengapa AS menerima perhatian lebih besar dari Facebook dan Twitter.
Di satu sisi satu pengguna Facebook di luar AS akan menghasilkan US$ 7,71 tahun ini. Sementara seorang warga Amerika di situs yang sama akan menghasilkan US$ 48,76.
Hal yang sama juga terjadi di Twitter. ARPU Twitter adalah US$ 3,51 di seluruh dunia, tetapi di AS setiap pengguna Twitter menghasilkan US$ 24,48.
Lantas, dari mana semua uang ini berasal? Jawabannya dari dua tempat: pengiklan yang mau membayar lebih untuk menjual produk di media sosial, dan media sosial yang bekerja keras menunjukkan iklan melalui banyak cara.
Facebook dan Twitter mungkin telah mencapai titik jenuh pada jumlah iklan yang mereka tampilkan. Namun dengan kedua raksasa media sosial itu terus mengembangkan produk baru, akan selalu ada tempat-tempat baru untuk menempatkan iklan.
Adapun pengiklan berani membayar lebih karena dua alasan: penawaran dan permintaan. Selama ini pengiklan kebingungan untuk memasang iklan karena peluang untuk iklan langsung ke konsumen telah menyusut, media cetak dianggap telah mati, media penyiaran telah mengalami penurunan, dan munculnya adblocker.
Sebaliknya, perusahaan media sosial menawarkan peluang yang lebih baik untuk pengiklan. Semakin banyak sebuah situs memiliki informasi pengguna tertentu, semakin berharga ruang iklan di layar mereka.
Selain itu gaya baru dan inovatif dari iklan juga mendorong pengiklan untuk menghabiskan lebih banyak uang di media sosial.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya