BPRS Sukowati Sragen Menggandeng ALAMI Untuk Mempercepat Penyaluran Pembiayaan Ke Daerah. (Foto: ALAMI)
Dream – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen menggandeng perusahaan teknologi finansial (Financial Technology/Fintech) untuk mempercepat penyaluran pembiayaan ke daerah. BPRS ini menjadi institutional funders perdana di sektor BPR Syariah dengan pola channeling di platform ALAMI.
Direktur Utama BPRS Sukowati Sragen, Fakhruddin Nur, mengatakan perusahaan telah melakukan penjajakan dengan beberapa Fintek sebelumnya akhirnya memutuskan untuk menggandeng ALAMI. Pemilihan ini didasarkan pada kecocokan visi misi serta nilai yang dibawa ALAMI.
“ Meski masih muda, ALAMI sudah punya prestasi yang luar biasa banyak, bahkan melampaui institusi keuangan syariah yang sudah lama berdiri,” kata Fakhruddin di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa 4 Mei 2021.
Artinya, lanjut dia, ada potensi besar yang bisa membawa manfaat dan mengembangkan BPRS, nasabah, serta ekosistem perbankan syariah secara luas.
Untuk jangka pendek, Fakhruddin memproyeksikan bisa menyalurkan 10 persen dari total Rp172,1 miliar outstanding kredit perbankan untuk objek pendanaan di ALAMI.
“ Dari sini tentu harapannya bisa terus naik seiring evaluasi bersama,” kata dia.
Sekadar informasi, BPRS Sukowati Sragen memiliki 9 kantor cabang yang tersebar di lima kabupaten yang memiliki Solo Raya dan Purwodadi. Bank ini punya lebih dari 2 ribu nasabah dan 74,87 persen di antaranya adalah pelaku UMKM di berbagai sektor.
UMKM di Sragen cukup bervariasi. Sampai tahun 2020 terdapat 19.568 usaha di Sragen yang didominasi industri makanan dan minuman sebanyak 7.436 industri makanan dan 587 industri minuman. Disusul industri kerajinan 4.305, industri kimia dan bahan bangunan 2.935, industri logam, mesin dan alat berat sebanyak 2.348, dan industri konveksi sebanyak 1.957
Fakhrduddin mengatakan perbandingan BPRS dan BPRS di Jawa Tengah masih timpang, termasuk penyaluran pembiayaan. Pada Juli 2021, BPR menyalurkan pembiayaan Rp6 triliun. Ada Rp2,4 triliun untuk modal kerja UMKM.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan untuk modal kerja di BRPRS baru Rp284,7 miliar. Atau, 57,46 persen dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS yang senilai Rp495,4 miliar.
Secara jumlah pun, di Jawa Tengah BPR itu jumlahnya ada lebih dari 200, dan di Solo Raya hanya ada 8 BPRS. Dia mengakui penyaluran itu menjadi tantangan bagi pelaku industri untuk menemukan cara agar semakin banyak nasabah yang mengakses pembiayaan syariah melalui BPRS.
“ Tentu dengan dukungan fintek yang punya history yang bagus, harapannya bisa menaikkan rasa percaya nasabah,” kata dia.
CEO ALAMI, Dima Djani menuturkan, pihaknya sudah lama menantikan mekanisme kerjasama ini diresmikan oleh pemerintah. Kerja sama ini merupakan upaya untuk menjalankan amanah dari program dan arahan pemerintah. Melalui kerja sama, BPRS dan fintek bisa saling melengkapi dan mendukung.
Dari sisi teknologi, fintek bisa mendukung untuk sharing teknologi, analisis risiko digital, dan akuisisi customer lebih cepat. Dari sisi lain, fintek juga memerlukan dukungan tentang profil nasabah di daerah dan akses-akses ke area yang lebih luas.
“ Ini kolaborasi yang penting agar kelak nasabah di pedesaan pun bisa mengenal produk keuangan digital yang lebih variatif kedepannya,” kata Dima.
Sebagai informasi, ALAMI saat ini juga telah menjalin kemitraan dengan tujuh BPR yang tersebar di Jabodetabek dengan pola channeling. Kerja sama yang dijalin ALAMI dengan BPR dan BPRS ini selaras dengan program dan arahan OJK yang tentunya akan menjadi simbiosis mutualisme antar kedua belah pihak.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN