Bank Syariah RI Mulai Biayai Proyek Infrastruktur Negara

Reporter : Ramdania
Kamis, 9 Juli 2015 18:16
Bank Syariah RI Mulai Biayai Proyek Infrastruktur Negara
Dengan dana kecil, bank syariah turut mendukung proyek infrastruktur pemerintah.

Dream - Meski memiliki dana yang tidak begitu besar, tetapi bank syariah di tanah air memiliki hasrat besar untuk turut mendukung proyek infrastruktur pemerintah. Kebanyakan mereka masuk ke proyek tersebut melalui sindikasi dengan bank lain.

BNI Syariah misalnya, dengan dana sekitar Rp 500 miliar, ikut membiayai proyek infrastruktur di sektor kelistrikan. Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono menjelaskan ketertarikan BNI Syariah pada proyek tersebut disebabkan besarnya dampak sektor ini terhadap negara dengan risiko yang aman.

" Kita ada tapi masuk dari sindikasi sesama bank syariah, sektornya kelistrikan karena eksposurnya besar dan risiko terkendali. Ada Rp 500 miliar yang sebagian besar uuntuk proyek tersebut," ujar Imam di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2015.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Syariah Mandiri, Agus Dwi Handaya menyatakan pihaknya juga mengambil jatah dari bank induknya, Bank Mandiri, untuk masuk dalam pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah. Salah satunya, jalan tol Medan-Kualanamu. Pengambilan jatah dari bank induk ini karena kecilnya Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) BSM, yaitu senilai Rp 1 triliun.

" Kita ada di proyek pelabuhan, jalan tol Medan ke Kualanamu. Untuk jalan tol, nilai pembaiayaannya Rp 200 miliar melalui sindikasi beberapa bank, jadi kita ambil porsi Bank Mandiri," ujarnya beberpa waktu lalu.

Begitupun dengan bank syariah swasta. Bank Muamalat berencana masuk dalam program infrastruktur pemerintah. Salah satunya adalah proyek perawatan pesawat.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Bank Muamalat Endy Abdurrahman di Jakarta beberapa waktu lalu.

" Kami berniat mendukung program pemerintah untuk infrastruktur. Bengkel perawatan pesawat," ujarnya.

Endy menyebutkan besarnya kebutuhan dana untuk proyek ini sekitar USD 125 juta. Namun, bantuan pembiayaannya tidak dilakukan sepenuhnya oleh Bank Muamalat, melainkan berbentuk sindikasi dengan bank lain.

" Kita nanti dana ke IFC, anak usaha Bank Dunia. Nanti dengan bank-bank lain, kita bagi-bagi berapa persennya," tandasnya.

Beri Komentar