Nyaris Jadi Korban Penipuan, Joshua Suherman Jadi Rajin Cek Saldo Tabungan

Untuk menghindari pengalaman serupa terjadi kepadanya, artis kelahiran 3 November 1992 sering mengecek saldo tabungan. Dia menganggap penipuan melalui medium digital ini bisa dialamai siapapun.

" Sejauh ini yang bisa dilakukan dengan cara cek saldo secara berkala. Apalagi saya kerja di bidang entertainment yang penghasilannya tidak tetap, ada pasang surutnya," ucapnya.

Kekhawatiran Joshua Suherman dengan kejadian seperti ini menjadi berkurang setelah Amar Bank meluncurkan inovasi brankas.

" Inovasi ini sangat menarik tadinya, saya justru takut AI tapi setelah dijelaskan, justru membuat cemas saya hilang. Saya lebih merasa tenang karena keamanan dan kenyamanan itu yang dibutuhkan para nasabah," ujarnya.

Dengan perlindungan berlapis yang didukung oleh Artificial Intelligence (AI), Brankas dari Amar Bank memberikan rasa tenang bagi nasabah yang memungkinkan mereka untuk menyimpan dana hasil kerja kerasnya secara aman untuk masa depan yang lebih baik.

" Fitur Brankas dari Amar Bank lahir dari pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan nasabah dalam menghadapi maraknya kejahatan finansial," ungkap Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian.

Fitur tabungan Brankas yang terdapat di aplikasi Amar Bank merupakan sebuah mobile-only intelligent bank. Inovasi pada fitur ini dirancang sebagai solusi konkret mengatasi kekhawatiran masyarakat yang semakin meningkat terkait kejahatan finansial dan skema rekayasa sosial.

Dengan perlindungan berlapis yang didukung oleh Artificial Intelligence (AI), Brankas dari Amar Bank memberikan rasa tenang bagi nasabah yang memungkinkan mereka untuk menyimpan dana hasil kerja kerasnya secara aman untuk masa depan yang lebih baik.

Hasil riset Bank Indonesia terkait Kejahatan Keuangan dalam Pembayaran Digital mengungkapkan bahwa nilai transaksi perbankan digital pada tahun 2022 meningkat sebesar 28,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai angka Rp 52.545,8 triliun.

Kemudahan transaksi itu juga membuka peluang munculnya tindak kejahatan di sektor perbankan. Sebuah riset oleh Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada tahun 2022 memaparkan bahwa 66,6 persen responden pernah menjadi korban penipuan digital.

Bahkan dari survei yang dilakukan Ammar Bank berkolaborasi dengan Jakpat, ungkap Vishal, terungkap dalam tiga bulan terakhir sekitar 83 persen dari responden masih menerima pesan penipuan online, dengan satu dari tiga penerima pesan tersebut menjadi korban kejahatan finansial.

" Amar Bank yang memiliki filosofi bahwa teknologi harus memberikan dampak positif dan memperbaiki kehidupan, dengan cepat meluncurkan fitur tabungan dengan tambahan lapisan proteksi, yaitu Brankas dari Amar Bank. Fitur ini diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran nasabah terhadap kejahatan finansial,” ujarnya.