Ilustrasi Perumahan (Antarafoto.com)
Dream - Kabar buruk buat pengembang di Indonesia. Kondisi ekonomi yang menantang di tahun 2016 bakal menggerus permintaan properti.
Tanda-tanda melemahnya permintaan properti setidaknya sudah terlihat dalam sembilan bulan pertama 2015.
Fitch Rating dalam ulasanya terbaru, Senin, 23 November 2015 mengatakan perjualan lima pengembangan besar di Indonesia sampai kuartal III-2015 turun hingga 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
" Kami memperkirakan penjualan pada tahun depan akan bergerak pada level moderat 0-10 persen karena kondisi makroekonomi yang penuh tantangan," tulis Fitch.
Menurut Fitch paket kebijakan yang banyak dikeluarkan pemerintah Joko Widodo pada pertengahan tahun ini kemunkinan baru terasa tahun depan. Paling cepat, kebijakan itu terasa pada pertengahan tahun 2016.
" Akan butuh waktu untuk menerjemahkan kebijakan itu pada permintaan dalam negeri yang berkelanjutan," katanya.
Fitch menambahkan tekanan melemahnya daya beli masyarakat Indonesia dan kepercayaan konsumen akan stagnan di 2016. Hal ini setidaknya sudah terlihat di bisnis konstruksi dan otomotif yang mengalami pelemahan.
Di bisnis keuangan, Fitch bahkan mencatat adanya penurunan transaksi kartu kredit di Indonesia yang merupakan pertama kalinya. Meski penggunaan debit pada Agustus 2015 menunjukan peningkatan.
Khusus di bisnis properti, Fitch menemukan harga properti tengah berada dalam tren penurunan. Rata-rata pertumbuhan harga rumah di Indonesia tercatat hanay naik 5,5 persen pada kuartal III-2015. Pencapaian ini menandai pertumbuhan yang melambat sepanjang delapan kuartal terakhir.
" Kami memperkirakan harga rumah akan stagnan dalam 12 bulan ke depan, akibat melemahnya permintaan," ungkap Fitch. (Ism)