Annisa Apriliani Bersama Katrina Inandia, Head Of Sustainability Amartha. Foto: Alfi Salima Puteri
Dream - Menjelang pergantian tahun menuju tahun 2022, mungkin ada di antara Sahabat Dream sudah menuliskan resolusi yang ingin dicapai di tahun depan. Mulai dari resolusi dalam hal percintaan, karier, pendidikan, keluarga, atau yang lebih serius lagi, keuangan.
Namun kebanyakan resolusi itu berakhir sebagai mimpi karena kita tidak konsisten mewujudkannya. Faktornya juga sangat beragam dan membuat seseorang mudah melupakan impiannya.
Dalam rangka Hari Ibu, perusahaan fintech peer-to-peer lending, Amartha bersama Annisa Aprilia, CFP, Financial Planner membeberkan tips bagi perempuan untuk dapat mewujudkan resolusi keuangan yang mudah dilakukan di tahun 2022.
Nah buat Sahabat Dream yang mulai berpikir untuk memperbaiki manajemen keuangan, bisa memikirkan untuk memikirkan tahapan mewujudkan resoluai tersebut.
Pertama mulainya dengan menetapkan tujuan keuangan di tahun depan, tapi ingat untuk memastikan bahwa tujuan tersebut realistis untuk dilakukan. Misalnya ingin menambah dana darurat sebesar 50 persen hingga akhir tahun 2022, atau memulai usaha online dengan pinjaman modal sebesar sekian rupiah.
" Rencana keuangan harus yang realistis. Karena itu membuat kita untuk bisa mencapainya dengan lebih mudah. Jadi misalnya, sisihkan setiap bulannya untuk kebutuhan pokok, menabung, berinvestasi atau membayar hutang,” ujar Annisa, di acara media gathering Amartha, Selasa, 21 Desember 2021.
Kedua, turunkan tujuan tersebut menjadi strategi yang bisa dilakukan. Misalnya dengan memperbesar porsi tabungan, mengembangkan aset dengan berinvestasi, membuka usaha sampingan, atau menambah jam kerja dengan menjadi freelancer.
“ Kita bisa tuliskan dalam selembar kertas, apa saja goals kita di tahun depan. Terus kertas itu bisa ditempelkan di tempat yang sering dilalui. Bisa juga di cermin kamar atau di kulkas, ditempel dengan magnet,” jelas Annisa.
Tak hanya itu, Annisa juga memberikan tips untuk memilih platform fintech yang dapat membantu perempuan untuk mendapatkan layanan keuangan yang aman.
Menurut Annisa, konsumen harus memastikan fintech tersebut telah terdaftar dan diawasi OJK, cari tahu pemberitaan mengenai perusahaan tersebut di media, dan tanyalah referensi dari kerabat yang pernah menggunakannya.
“ Kuncinya adalah, kalau konsumen ingin mengembangkan asetnya melalui fintech, jangan pernah tergiur dengan iming-iming imbal hasil yang kelewat tinggi. Dan jika butuh akses pinjaman modal, perhatikan bunganya, pastikan tidak melebihi 0,8 persen per hari. Dengan begitu, kita semua dapat terhindarkan dari penipuan atas nama fintech”, tuturnya.