Dream - Mungkin banyak yang belum menyadari kehebatan surat utang syariah (sukuk) yang dimiliki Indonesia. Publik terlalu silau dengan kehebatan perkembangan keuangan syariah di Malaysia dan Inggris.
Namun, Pengamat Ekonomi Syariah Adiwarman Karim menyebutkan setidaknya ada tiga hal yang dimiliki sukuk Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Pertama, pemerintah RI berani menerbitkan sukuk secara regular.
" Kita punya regular issuance, negara lain tidak atau kalau ada pun hanya sekali-kali, kalau kita sering," tegas Adiwarman di Jakarta, Rabu, 11 November 2015.
kehebatan kedua, lanjut Adiwarman, sukuk di Indonesia kebanyakan sukuk ritel sehingga masyarakat bisa berpartisipasi menjadi investor di pasar sukuk tanah air. Hal ini berbeda dengan negara lain yang kebanyakan menerbitkan sukuk dengan nilai yang sangat besar.
" Indonesia punya sukuk ritel, jadi masyarakat bisa ikut, sedangkan di negara lain sukuknya gede-gede. Di sini 5 jutaan bisa beli," tegasnya.
Terakhir, Adiwarman juga mengungkapkan kehebatan sukuk yang dikeluarkan pemerintah Indonesia merupakan asset backed sukuk atau project based sukuk. Sementara di dunia kebanyakan sukuk yang diterbitkan merupakan asset based sukuk.
" Asset based itu uangnya dipakai untuk macam-macam, kalau di Malaysia, sukuknya dipakai untuk APBN, tapi kalau di Indonesia untuk proyek jadi ketahuan, jalan tol mana, double track mana yang dibiayai sukuk," jelasnya.
Apa dampaknya asset backed sukuk ini bagi perekonomian? Menurut Adiwarman, sukuk yang terbaik adalah asset backed sukuk karena uang dari penjualan sukuk ini jelas penggunaannya. Hal ini dapat mencegah potensi terjadinya bubble effect yang masih bisa terjadi dari penerbitan asset based sukuk.
" Kalau aset based, karena uang sama barang tidak langsung di-matching-kan maka risiko bubble seperti yang terjadi di Amerika masih bisa terjadi walaupun syariah. Asset backed, karena wujudnya jelas, jadi jalan tol, double track, maka bubble-nya tidak terjadi karena duitnya jelas untuk barang, ada keseimbangan antara uang dengan barang," tegasnya.
Sayangnya, Adiwarman menyebutkan dari seluruh sukuk yang diterbitkan di dunia, 85%-nya merupakan asset based sukuk. Sementara, hanya 15% yang merupakan asset backed sukuk dan Indonesia-lah yang berani menerbitkan sukuk ini.
" Sukuk asset based dan asset backed dua-duanya halal, tapi kalau asset backed ini halalan toyyiban, dia halal dan juga baik bagi ekonomi karena tidak menimbulkan bubble effect," pungkasnya.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov