Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream – Menjalani hidup tanpa pusing memikirkan pengeluaran yang tak jelas adalah dengan menerapkan pengelolaan keuangan. Metode ini juga diperlukan semua orang untuk mencapai tujuan keuangan seperti membeli rumah, kendaraan, biaya menikah, bahkan uang pendidikan anak hingga perguruan tinggi.
Sayangnya masih banyak orang yang salah dalam mengaplikasikan cara mengatur keuangan pribadinya.
Financial Trainer QM Financial, Emiralda Noviarti, mengungkapkan kesalahan yang sering dilakukan oleh karyawan adalah terlalu memikirkan soal investasi yang paling tepat. Padahal hal pertama yang harus dijawab yang paling utama adalah tujuan keuangan baru menetapkan instrumen investasi yang cocok.
“ Belum–belum sudah ngomomgin investasi, tapi tidak ada tujuannya,” kata Emiralda dalam webinar Menjadi Pahlawan Finansial Keluarga: Mencari Peluang di Tengah Resesi, Senin, 9 November 2020.
Menurut Emiralda, hal pertam harus dipikirkan dalam pengelolaan keuangan adalah tujuan finansial. Jika ini sudah ditentukan, barulah membahas manajemen arus kas, utang, lalu investasi.
“ Itu, sih, orang suka lompat-lompat,” kata dia.
Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto, menambahkan ada satu sifat yang bisa “ menjerumuskan” orang-orang. Alih-alih tercapai, sifat ini justru membuat tujuan finansial semakin jauh.
“ Ada yang perlu diingat kalau orang itu lupa. Masalah uang (itu ternyata) saat kepleset pintu serakah,” kata Ligwina.
Dikatakan bahwa orang ini terpancing untuk investasi sana-sini, apalagi jika melihat ada orang lain yangs sukses berinvestasi di suatu instrumen tertentu.
“ Kita suka ngikutin orang, padahal kehidupan orang nggak sama. Kita nggak bisa ambil satu nasihat. Kalau kepleset pintu serakah, bisa kejeblos,” kata dia.
Dream – Dana darurat menjadi sesuatu yang penting saat pandemi Covid-19. Keberadaan uang tabungan ini bisa membantu untuk bertahan hidup di tengah biaya hidup yang bertambah di masa penuh tantangan ini.
Financial Trainer QM Financial, Emiralda Noviarti, mengatakan kebanyakan orang masih bisa bertahan dengan uang pegangan antara 1-3 bulan. Setelah itu, mereka akan was-was karena uang simpanan pelan-pelan semakin tipis.
“ Solusi pendeknya adalah berutang. Namun, ini tidak menyelesaikan masalah. Uang nggak ada, apa yang (dipakai) untuk bayar?” kata Emiralda dalam Media Briefing “ Menjadi Pahlawan Finansial Keluarga: Mencari Peluang di Tengah Resesi”, Senin 9 November 2020.
Dia mendorong masyarakat untuk berbisnis sampingan. Emiralda mengatakan ada empat perubahan perilaku masyarakat selama pandemi dan bisa menjadi peluang untuk mencari cuan.
Yang pertama, banyak orang tinggal di rumah. Di sana, bermunculan hobi-hobi baru, seperti berkebun atau menghias rumah.
Yang kedua adalah meningkatnya kebutuhan dasar. Orang-orang memerlukan makanan dan produk kesehatan. Selama pandemi ini, kebutuhan produk kesehatan meningkat, seperti disinfektan, vitamin, dan hand sanitizer. Dikatakan bahwa jamu-jamuan dan empon-empon bisa menjadi peluang bisnis
“ Masyarakat juga mencari makanan dan minuman yang sehat,” kata Emiralda.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN