Wejangan Miranda Gultom Agar Ekonomi RI Capai Target

Reporter : Ramdania
Senin, 2 November 2015 19:15
Wejangan Miranda Gultom Agar Ekonomi RI Capai Target
Miranda menilai perlunya stabilitas makroekonomi dan manajemen risiko, serta penanganan krisis untuk mengembalikan kepercayaan investor

Dream - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Miranda Gultom, yang sempat menjadi terpidana kasus suap cek pelawat (traveller cheque) ke anggota DPR untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), telah merasakan udara bebas sejak Juni lalu.

Setelah terkurung jeruji selama 3 tahun, Miranda kembali pada aktivitasnya di dunia pendidikan dan ekonomi.

Pada seminar yang diselenggarakan di Kementerian Keuangan dengan tajuk “ Restrukturisasi Jangka Menengah dan Jangka Panjang Untuk Mencapai Target Pertumbuhan”, Miranda menyampaikan beberapa pandangannya terkait kondisi ekonomi saat ini.

Menurut Miranda, ada dua hal yang dialami Indonesia saat ini, yaitu ketidakpastian ekonomi global dan kelemahan struktural. Dari sisi ketidakpastian ekonomi Global, Indonesia harus berhadapan dengan harga komoditas Global yang merosot tajam, pemulihan ekonomi global yang di bawah harapan, ketidakpastian Fed Fund Rate dan Quantitative Easing Tiongkok dalam menanggapi perlambatan ekonomi. 

Sementara dari dalam negeri, Indonesia menghadapi tantangan ekspor yang melemah terutama dari Sumber Daya Alam (SDA), konsumsi yang melambat, Counter Cylical Policy yang tidak berjalan karena kapasitas penyerapan belanja modal yang belum optimal, dan investasi dimana kurangnya infrastruktur dan kapabilitas industrial dari Indonesia.

" Kendala eskternal dan internal tersebut mengakibatkan kurangnya kepercayaan Investor terhadap Indonesia," ujarnya, seperti dikutip dari laman situs Kementerian Keuangan, Senin 2 November 2015.

Menurut Miranda, solusi untuk meningkatkan kepercayaan investor saat ini adalah peningkatan resiliensi dan confidence yang dapat dilakukan dengan langkah seperti menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, memperdalam pasar keuangan, meningkatkan produksi dan nilai tambah produk barang dan jasa, memperbaiki konektivitas, serta manajemen risiko dan penanganan krisis.

 

 

Beri Komentar