Teknologi Digital Bikin Bisnis Moncer, BTN Tambah Capex IT Jadi Rp600 M

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 17 Desember 2020 06:33
Teknologi Digital Bikin Bisnis Moncer, BTN Tambah Capex IT Jadi Rp600 M
Tahun ini, perusahaan pelat merah itu menyasar pengembangan infrastruktur digital.

Dream – PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) terus mengoptimalkan teknologi digital untuk pengembangan bisnisnya. BTN bahkan sudah merogoh anggaran Rp500 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex) demi memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan realisasi dari Capex tersebut sudah mencapai Rp450 miliar-Rp460 miliar. Mayoritas belanja modal digunakan untuk pengembangan SDM, khususnya sektor IT.

Tahun depan, lanjut Pahala, belanja modalnya lebih besar, angkanya mencapai Rp600 miliar.

" Tahun ini lebih banyak (mengembangkan) infrastruktur. Tahun depan akan lebih banyak aplikasi," kata dia dalam webinar “ Indonesia Digital Conference 2020” yang dilaksanakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Rabu 16 Desember 2020.

Pahala mencatat transaksi digital BTN meningkat dalam setahun terakhir, yaitu 40 persen. Dikatakan bahwa transaksi ini juga meliputi pembelian rumah dan pengajuan KPR.

1 dari 4 halaman

Pandemi Covid-19 Dongkrak Penggunaan Aplikasi BTN Property

Dia menambahkan, BTN menyediakan aplikasi dan platform BTN Property Mobile yang menawarkan layanan pengajuan KPR dan pembelian rumah baru. Ada dua layanan utama aplikasi ini, yaitu KPR subsidi dan nonsubsidi. Di aplikasi ini, BTN bekerja sama dengan 2.300 developer yang menyediakan 690 ribu perumahan.

Mantan petinggi PT Bank Mandiri Tbk ini mengatakan pandemi Covid-19 mengubah pembelian rumah menjadi tanpa kontak fisik. Hal ini membuat penggunaan BTN Property meningkat. Total kunjungannya, sejak diluncurkan pada Desember 2019, mencapai 3,18 juta pengunjung.

“ Dari 3 juta pengunjung, yang menyampaikan aplikasi (pembelian rumah) sekitar 18 ribu, jumlah disbursement Rp1,18 triliun. (Angkanya) lumayan, tapi dilihat dari potensinya yang ada masih jauh,” kata dia.

Lanjut Pahala, pihaknya juga akan memperbaiki user experience untuk semakin memudahkan penggunanya.

2 dari 4 halaman

17 Ribu Kredit Nasabah BTN Direstrukturisasi

Dream – PT Bank Tabungan Negara (Persero)/BTN menerima permohonan restrukturisasi kredit dari 17 ribu debitur. Belasan ribu debitur ini terkena dampak pandemi corona.

Dikutip dari Liputan6.com, Senin 13 April 2020, sesuai arahan pemerintah dan POJK yang mengatur tentang relaksasi kredit terkait Covid-19, BTN tengah melakukan proses klasifikasi atas permohonan dari debitur kredit yang mengajukan secara online.

" Sudah ada 17 ribu lebih debitur yang pinjamannya sudah dilakukan restrukturisasi. Yang mengajukan permohonan restrukturisasi angkanya puluhan ribu," ujar Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nixon L. P. Napitupulu di Jakarta.

 

© Dream

 

Bank pelat merah ini mencatat hampir 2 juta debitur dengan baki debet lebih dari Rp250 triliun. Belasan ribu permohonan restrukturisasi ke perseroan tersebut mencatatkan total baki debet sekitar Rp2,7 triliun.

“ Jumlah tersebut mencakup debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dan keseluruhannya di bawah Rp10 miliar sesuai ketentuan OJK,” kata dia.

3 dari 4 halaman

Diajukan Melalui Online

Nixon menjelaskan permohonan restrukturisasi tersebut diajukan oleh debitur melalui restrukturisasi online yang disiapkan perseroan. Melalui sistem online tersebut, debitur BTN yang mengajukan permohonan retrukturisasi tidak harus datang ke kantor cabang tempat mereka mengajukan kredit.

BTN telah menyiapkan layanan online untuk mengakomodir permohonan tersebut melalui www.rumahmurahbtn.co.id. Pasca terbitnya POJK tentang relaksasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19, BTN telah membuka diri untuk memberikan kebijakan restrukturisasi kredit bagi debitur yang kreditnya dibiayai perseroan dan terdampak virus tersebut sehingga terganggu kemampuan bayarnya.

Namun, Nixon menegaskan tidak semua debitur dapat menikmati kebijakan tersebut. Ini sesuai arahan pemerintah dimana hanya diberlakukan bagi debitur yang benar-benar terdampak Covid-19. " Oleh karena itu bank perlu melakukan klasifikasi dan kami sudah lakukan itu," kata dia.

Melihat perkembangan penyebaran Covid-19 yang menunjukkan angka peningkatan, Nixon sangat khawatir itu akan berdampak pada debitur BTN dan pasti juga debitur bank lain yang akhirnya tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengangsur karena dampak virus tersebut.

4 dari 4 halaman

Revisi Target Kredit

Dengan kondisi ini, Nixon mengaku perseroan melakukan revisi target pertumbuhan kredit. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi dan komersial, perseroan merevisi pertumbuhan kredit menjadi kisaran 0-3 persen. Kemudian, untuk KPR subsidi, perseroan memproyeksi pertumbuhan di segmen tersebut berada pada kisaran 6-8 persen bergantung pada periode berakhirnya Covid-19. Namun, perseroan optimistis tetap bisa meraih laba sekitar Rp2 triliun.

" Dalam kondisi seperti saat ini perseroan lebih memilih langkah untuk peningkatan efisiensi, memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap survive," kata Nixon.

Untuk menjaga likuiditas,menurut Nixon, perseroan juga secara hati-hati melakukan pembelian surat utang pemerintah. Upaya menjaga likuiditas tersebut dilakukan untuk memastikan cadangan dana tetap aman sekaligus meningkatkan fee based income melalui transaksi treasury.

Untuk dana treasury, perseroan menganggarkan nilai yang cukup besar sekitar Rp20 triliun. " Dana tersebut juga merupakan cadangan likuiditas perseroan. Kondisi normal biasanya kita anggarkan sekitar Rp13 triliun dan saat ini likuiditas kita tingkatkan sekitar 30 persen," kata dia.

Di beberapa daerah yang aman dari penyebaran Covid-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan. Namun, Nixon mengakui secara nasional permintaan kredit baru mengalami penurunan karena kantong penyerapan kredit hampir terdampak virus tersebut.

" Kami harapkan kondisi ini tidak akan lama sehingga ekonomi dapat kembali berjalan normal dengan layanan yang dapat kami berikan dan Bank BTN dapat kembali melanjutkan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat Indonesia," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Beri Komentar