Akad Salam, Pembiayaan Bank Syariah yang Bisa Hapus Ijon

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 14 November 2016 12:44
Akad Salam, Pembiayaan Bank Syariah yang Bisa Hapus Ijon
Akad ini disebut-sebut bisa digunakan di sektor pertanian. Sayang banyak bank yang jarang menggunakan.

Dream - Dalam perbankan syariah, bermacam-macam skema produk (akad) bank syariah sudah semakin banyak diperkenalkan. Selain produk pembiayana perumahan, perbankan syariah memang memiliki banyak produk sesuai syariah.

Salah satunya adalah akad salam. Akad ini bisa digunakan untuk pembiayaan sektor pertanian.

" Akad ini bisa digunakan untuk produk pertanian," kata Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deden Firman H., dalam acara " Pelatihan dan Gathering Wartawan Media Massa" di Bogor, Jawa Barat, ditulis Senin 14 November 2016.

Apa itu akad salam?

Akad salam alias akad beli tangguh adalah akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Barang yang dibeli diserahkan belakangan.

" Akad salam ini pembayarannya di depan," kata dia.

Deden mengatakan akad salam ini berbeda dengan sistem ijon yang biasa digunakan dalam praktik jual beli produk pertanian. Misalnya, ada sistem jual beli mangga seharga Rp5 juta dengan sistem ijon. Satu pohon mangga ini belum bisa diketahui berapa jumlahnya.

" Kita tidak tahu berapa buah yang dihasilkan dalam satu pohon itu. Bisa jadi lebih banyak yang busuknya daripada yang tidak," kata dia.

Berbeda dengan akad salam, kata Deden, akad jual beli dengan salam ini menggunakan perjanjian di depan dan ada persyaratan kuantitas.

" Misalnya, membeli 1 ton padi sehingga nantinya saat panen ada kuantitas (sebanyak 1 ton padi yang diterima)," kata dia.

Sayangnya, akad tersebut sangat jarang di perbankan syariah. Deden menduga faktor risiko di pertanian menjadi alasan perbankan syariah jarang melirik akad tersebut.

" Pertanian dianggap berisiko dan dilihat dari sisi marjinnya (kurang menguntungkan)," kata dia.(Sah)

Beri Komentar