Kini, Facebook Tengah "bersih-bersih" Berita Hoax.
Dream – Akhir-akhir ini, berita palsu marak ditemui di jejaring sosial, termasuk Facebook. Banyaknya berita hoax ini membuat pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, menertibkan berita-berita ini dari halaman Facebook.
Dilansir dari Washington Post, Selasa 22 November 2016, langkah ini dilakukan setelah ada kritik yang datang bahwa isi berita yang dibagian via Facebook adalah 99 persen tak asli atau kebenarannya diragukan.
Kritik inilah yang membuat Facebook serius untuk menertibkan berita-berita semacam itu.
Untuk merealisasikannya, Zuckberberg pun menggandeng Google untuk mengambil langkah serius dengan memotong akses lembaga yang mendanai pembuat konten popular. Langkah Facebook ini menimbulkan tanda tanya dan asumsi bahwa kedua raksasa IT ini akan mengontrol berita yang dibagikan kepada seluruh pengguna di dunia walaupun berita-berita tersebut adalah berita bohong atau propaganda terhadap pemilihan presiden.
Anggapan ini meningkat ketika News Feed dan Trending Topic—dua produk utama Facebook—mempromosikan banyak berita bohong, seperti Paus Francis yang mendukung Donald Trump. Itu Facebook.
Lain halnya di Google. Di Google, lebih dari sepekan, kata kunci terpopuler adalah hasil akhir penghitungan suara dari suatu media kurang terkenal. Dikatakan bahwa Trump memenangi pemilu dengan 700 ribu suara untuk voting popular.
© Dream
Direktur Nieman Journalism Lab di Harvard University, Joshua Benton, mengatakan susah menyebut Facebook bukanlah sebuah penyaring berita yang dibagikan kepada banyak orang di seluruh dunia. Jejaring sosial ini, kata Benton, memerlukan mekanisme editorial.
Dia mengatakan suatu artikel menjadi popular ketika banyak orang mengeklik tautan suatu artikel,. Dengan begitu, algoritma Facebook langsung membagikan dan mempromosikan cerita tersebut kepada dunia.
Langkah Google dan Facebook terhadap berita hoax ini tidak berdampak banyak terhadap News Feed dan Google Search Rankings.
© Dream
Pihak Google menolak memberi tahu cara perusahaan mendeterminasi perbedaan berita palsu dan berita akurat. Juru bicara Google, Andrea Faville, mengatakan bahwa perusahaan mereka menggunakan sistem otomatis dan review orang.
Sementara itu, juru bicara Facebook, Tom Channick, mengatakan Facebook tidak terintegrasi dengan iklan atau suatu situs yang mengandung konten ilegal, misleading, dan sebagainya.
Channick mengatakan Facebook telah memperbarui aturan-aturan yang juga berlaku untuk berita palsu.
“ Tim kami akan terus terus mengawasi dan memonitor calon publisher dan publisher yang sudah ada,” kata dia.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia

10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu

KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah


Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!

Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu


Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud

AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
