Dulu Petani Sayur, Atep Taryadi Sukses Jadi Eksportir Karpet

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 2 November 2021 18:36
Dulu Petani Sayur, Atep Taryadi Sukses Jadi Eksportir Karpet
Petani desa di Bandung ini sudah memiliki 40 karyawan dengan produksi karpet sebanyak 1000 buah per hari.

Dream - Atep Taryadi, seorang mantan petani sayur berhasil mengubah hidupnya setelah memutuskan menjadi pengusaha. Pria asal Bandung sukses menjadi penjual karpet bulu raskur dengan mendirikan usaha bernama Berkah Saluyu.

Bisnis Atep semakin berkembang saat memutuskan menjual produknya melalui platform online shopping. Warga Desa Sindang Sari, Kabupaten Bandung Barat ini telah menjadi juragan karpet dengan 40 pegawai.

" Awal produksi karpet, saya tidak tahu apa-apa," kata Atep di acara webinar Seller Story Shopee 11.11 Big Sale, Selasa, 2 November 2021.

Atep menceritakan keputusan beralih profesi menjadi penjual karpet dimulai dari nol. Bahkan dia mengaku sama sekali tak mengetahui soal bisnis karpet.  

" Walau banyak keterbatasan, saya terus cari informasi, datangi pabrik-pabrik untuk mencari bahan baku, dan membandingkan harga serta kualitas," ungkapnya.  

 

1 dari 4 halaman

Awal Bisnis Hanya Bersama Istri

Bisnis Atep awalnya hanya dibantu oleh sang istri. Kala itu tugas memotong bahan, menjahit, hingga proses pengemasan dilakukan berdua dengan sang istri.

Proses produksi Berkah Saluyu

(Pabrik karpet bulu rasfur milik Atep/Foto: Shopee)

Bisnis Atep mulai berkembang setelah memutuskan bergabung sebagai mitra Shopee. Menjual produk karpet melalui platform e-Commerce tersebut, Atep awalnya kebingungan dengan semua fitur yang tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Sudah Produksi 1000 Karpet per Hari

Solusi datang kala pihak Shopee memberikan bimbingan sekaligus membantu Atep dalam memasarkan hasil produksinya ke seluruh wilayah di Indonesia.

" Walaupun saya berasal dari desa kecil, produk saya bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Atep.

Kerja keras dan sifat pantang menyerah mantan petani sayur ini membuahkan hasil. Kini Atep sudah memiliki sebuah gudang produksi yang mampu menghasilkan 700-1000 karpet per hari.

Karyawan Berkah Saluyu

 

3 dari 4 halaman

Ekspansi Bisnis

Untuk selembar karpet, Atep membanderol harga yang berbeda tergantung jenis, warna, dan ukuran. Harga termurah karpet buatan Atep dari penelusuran di akun Shopee mencapai Rp50 ribu per buah. 

Masih dari akun Shopee yang sama, Atep membanderol harga karpet termahal senilai Rp250 ribu.  

Tak hanya produksi yang sudah mencapai ribuan buah per hari, Atep juga mempekerjakan pegawai sebanyak 40 orang. Dengan bisnis yang semakin berkembang, Atep mencoba peruntungan baru lewat diversifikasi produk. Bisnis Berkah Saluyu yang dikelola Atep kini sudah memproduksi sajadah, boneka, hingga taplak meja.

 

4 dari 4 halaman

Sudah Ekspor ke Luar Negeri

Bisnis karpet Atep juga semakin berkembang setelah memutuskan mengikuti Program Ekspor Shopee yang digelar tahun 2019 lalu. Langkah tersebut membuat karpet buatan Atep kini merambah pasar internasional seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, hingga ke Brasil.

“ Saya tidak pernah terpikir bisa mengekspor produk Berkah Saluyu ke pasar global sebelumnya," ungkapnya.

Selama mengekspor karpet ke pengguna shopee di luar negeri, Atep baru menyadari jika konsumen di pasar internasional ternyata memiliki selera yang sama dengan pembeli Indonesia.

" Karpet berukuran kecil dan taplak meja juga menjadi produk favorit konsumen luar negeri," ungkapnya.(Sah)

Beri Komentar