Dream - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi isu pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhembus kencang setelah pertemuan Petisi 100.
Luhut yang sering mendapat jabatan interim dari presiden ini mempertanyakan maksud dari isu pemakzulan sang Presiden.
Mantan jenderal bintang tiga itu juga menyentil para pejabat yang ikut-ikutan berkomentar soal pemakzulan tersebut.
" Apasih yang mau dimakzulkan? Itu enggak ngerti saya, dan saya juga terus terang sedih juga," ucap Menko Luhut dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis, 18 Januari 2023
Pria berusia 76 tahun ini menyayangkan isu pemakzulan tersebut beredar luas. Dia melihat ada beberapa pejabat negara yang ikut terlibat berkomentar dalam isu tersebut.
" Kok sampai begitu ramai kita ramai kita ngomong dan ada pejabat negara juga yang ikut ngomong berkomentar, saya pikir enggak bener," ungkap dia.
Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini pun mempertanyakan proses pemakzulan jika dilakukan saat ini. Mengingat akan ada pemilihan presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024 mendatang.
" Kalau pun dilakukan pemakzulan sekarang, apa iya prosesnya bisa dilakukan kan gak bisa parpolnya ini banyak sekali, jadi ngapain kita bikin keributan politik yang ndak perlu menurut saya," tuturnya.
Diketahui, jabatan Presiden Jokowi akan habis pada Oktober 2024.
" Yaudahlah, sekarang tinggal tanggal 14 Februari pilpres ya sudah, kita coblos saja sesuai hati nurani kita masing-masing," pungkas Menko Luhut.
Menko Luhut juga mengimbau kepada masyarakat untuk bijak menggunakan hak pilihnya. Di tengah informasi yang pesat menuju Pemilu 2024.
" Saya memahami bahwa di tengah pesatnya sebaran informasi saat ini, kabar dan isu bermunculan bak jamur di musim penghujan. Maka dari itu, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia yang akan memilih pemimpin baru di tanggal 14 Februari nanti, untuk menggunakan hak pilih secara bijaksana," pintanya.
Dia berpesan agar masyarakat memilah informasi yang faktual dan valid.
" Gunakan akal kita untuk menyaring danplim memilah informasi yang faktual dan valid. Kenali calon pemimpin dari apa yang sudah dia kerjakan, bukan sekedar dari penilaian dan opini satu atau beberapa orang," tambah Menko Luhut.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN