Mendag Lutfi Ungkap Harga Hijab Impor Lebih Murah dari Tarif Parkir Sejam

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 15 Juli 2021 16:45
Mendag Lutfi Ungkap Harga Hijab Impor Lebih Murah dari Tarif Parkir Sejam
Murahnya harga produk impor membuat produk lokal hancur.

Dream – Tak dapat dipungkiri Indonesia menjadi salah satu pasar fesyen Muslim terbesar di dunia. Sayangnya, industri hijab tanah air justru babak belur karena serbuan produk asing.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, industri hijab di Indonesia tumbuh 56 persen per tahun selama 2016-2018 dan sempat menjadi primadona.

“ Hijab jadi laku luar biasa di pasar kita. Apa yang terjadi?” kata dia dalam “ Forum Indonesia Bangkit Vol. 2: Bangga Buatan Indonesia: Bangkitkan Ekonomi Nasional melalui Industri Kreatif Lokal” secara virtual, Kamis 15 Juli 2021.

Kala itu, pemerintah belum mengatur e-commerce. Platform perdagangan online ini menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) dan menyedot data transaksi di platform e-commerce, seperti model hijab populer di Indonesia, ukuran, hingga harga.

Data ini diekspor ke negara asal platform, dikerjakan di sana, kemudian produknya datang ke Indonesia.

1 dari 2 halaman

Harga Jualnya Rp1.900

Harga jual hijab produk asing pun jauh lebih murah daripada yang dijual di dalam negeri. Bahkan, harga satu unit jilbab impor lebih murah daripada biaya parkir per jam di Indonesia.

“ Di platform digital asing, jilbab itu harganya Rp1.900. Bang Tigor (Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan) enggak tahu kalau buat parkir satu jam itu Rp2 ribu,” kata dia.

Lutfi melanjutkan, mereka memang bayar pajak, kurang lebih US$40 ribu (Rp577,36 juta) per tahun. Namun, angka ini jauh lebih kecil daripada yang dikeluarkan oleh industri konveksi di Tanah Air yang senilai US$600 ribu (Rp8,66 miliar) per tahun.

“ Datang ke Indonesia dan menghancurkan industri hijab,” kata dia.

2 dari 2 halaman

Ini yang Dilakukan Pemerintah

Lutfi melanjutkan, fakta ini diungkap di studi World Economic Forum yang bertajuk “ Cheap Import Destroy Indonesia’s Industries.”

Agar industri Indonesia tidak babak belur dihantam produk impor, pemerintah, lanjut Lutfi, menertibkan predatory pricing di platform e-commerce.

“ Kami berharap tidak ada predatory pricing dalam transaksi online di Indonesia,” kata dia.

“ Kami ingin ada keadilan di perdagangan online dan offline,” tutup Lutfi.

Beri Komentar