Nestapa Eks Karyawan Microsoft, Tak Kunjung dapat Kerja Meski Sudah Lamar 250 Perusahaan

Reporter : Okti Nur Alifia
Sabtu, 10 Juni 2023 09:00
Nestapa Eks Karyawan Microsoft, Tak Kunjung dapat Kerja Meski Sudah Lamar 250 Perusahaan
Tak satupun perusahaan menerimanya sebagai karyawan baru.

Dream - Raksasa teknologi Microsoft pada Maret 2023 telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10.000 karyawannya. Salah satu pegawai yang terimbas adalah Nicholas Knowlton. 

Namun sayangnya, hingga kini Nicholas belum kunjung mendapatkan pekerjaan baru setelah melamar di 250 perusahaan.

Dalam unggahan yang dibagikan di LinkedIn, Nicholas bercerita bahwa dia telah bekerja di perusahaan milik Bill Gates itu selama satu tahun delapan bulan sebagai Cloud Solution Engineer.

" Saya telah melakukan perjalanan selama dua bulan terakhir, memberikan segalanya untuk mendapatkan pekerjaan baru," kata Nicholas, dikutip dari The Economic Times, Jumat 9 Juni 2023.

1 dari 6 halaman

Nicholas telah mengirimkan lamarannya ke lebih dari 250 perusahaan, adapula 57 panggilan telepon dari dari perekrut, hingga tiga babak final proses rekrutmen. Malangnya tak satupun yang menerimanya sebagai karyawan baru.

" Berikut adalah beberapa angka yang mencerminkan upaya saya:250+ Aplikasi, 57 Panggilan Perekrut, 15 Wawancara Manajer Perekrutan, 3 Babak Final, 0 TAWARKAN," ungkapnya.

Nicholas Knowlton sebelumnya bekerja di Raytheon Technologies dan Ciena Telecommunications. Sulitnya mendapatkan pekerjaan, membuatnya seperti sedang bermain roller coaster. Sebab banyaknya wawancara yang dia lakukan, namun berakhir dengan perusahaan-perusahaan yang memilih kandidat lain untuk maju.

" Ini adalah perjalanan roller coaster, dengan banyak wawancara berakhir dengan mereka memutuskan untuk memilih kandidat lain untuk maju,” katanya.

2 dari 6 halaman

Namun Nicholas tak putus asa, lewat unggahan itu, dia memberitahukan kepada orang-orang untuk memberikan informasi kepadanya seputar lowongan kerja yang sesuai dengan keahliannya. Diketahui, pria ini memegang gelar Associate di Komputer dan Sistem Informasi dari Universitas George Mason.

" Saya akan berterima kasih atas petunjuk atau rujukan apa pun. Saya sedang mencari peluang untuk melatih keterampilan wawancara saya, terutama dalam pertanyaan yang berfokus pada perilaku dan produk. Jika Anda memiliki ketersediaan untuk melakukan wawancara tiruan, bantuan Anda akan sangat berharga," ujarnya.

Nicholas menambahkan pesan bahwa siapapun dapat menghubunginya untuk mengenal latar belakang dan pengalamannya. Bahkan jika perusahaan itu tidak membuka lowongan, dia tertarik untuk berjejaring dan membangun hubungan profesional.

 

3 dari 6 halaman

Fakta Viral Lulusan UI Kalah Saing dengan STM Saat Lamar Kerja di PT PAL, Ternyata Ini Penyebabnya

Dream - Media sosial Twitter dihebohkan dengan curhatan warganet yang mengaku lulusan Universitas Indonesia (UI) kalah bersaing dengan lulusan STM saat melamar kerja di  PT PAL Indonesia (Persero).

Cuitan ini menjadi perbincangan publik saat diunggah kembali oleh Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman di akun @GerryS.

Dalam tangkapan layar yang diunggah Gerry, pelamar ini mengaku lulusan UI teknik mesin tahun 2022. Dia bersama teman-temannya tersingkirkan oleh seorang bapak yang sudah berumur 30 tahun. 

“ Benar-benar stress dan nggak bisa diterima akal sih, ceritanya saya melamar kerja di PT PAL, saya lulusan UI teknik mesin 2022. Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin bapak-bapak umur 30an,” tulis pelamar tersebut yang tidak disebutkan identitasnya.

4 dari 6 halaman

Cerita Lulusan UI Kalah Saing dengan STM

Pelamar lulusan UI ini juga mengungkapkan bahwa bapak tersebut hanya lulusan STM dan memiliki sertifikat Welding serta pernah bekerja di Italia. Namun dia merasa kecewa karena orang itu langsung ditawari nego gaji.

“ Bapaknya juga hanya lulusan STM+sertifikat Welding dan pengalaman kerja di Italia Eropa tepatnya Fincantieri katanya. Dan yang bikin nyesek tanpa training dan langsung nego gaji aja,” ujarnya.

Kejadian tersebut menurutnya tidak masuk akal karena lulusan UI bisa kalah saing dengan gelar STM. Dia menanyakan apakah perusahaan sekarang tidak percaya pada sarjana.

“ Nggak masuk akal banget lulusan UI kalah sama lulusan STM, walau oke sih bapaknya punya pengalaman di Eropa. Apakah perusahaan sekarang tidak percaya pada sarjana-sarjana di negara sendiri yaa. Ini malah bapak-bapak ijazah cuma STM diterima,” tulisnya.

 

5 dari 6 halaman

Respons PT PAL Indonesia

Curhatan yang diduga milik alumni UI tersebut pun viral di Twitter. Tak sedikit netizen yang justru mengkritik.

Postingan dari akun Twitter Gerry ini lantas direspons oleh pihak PT PAL Indonesia yang menjelaskan bahwa perseroan tidak hanya mencari kandidat yang bisa satu posisi. Namun memiliki sertifikasi dan jam terbang yang tinggi.

“ @GerrySHai Sobat PAL, kebutuhan welder/juru las di PT PAL Indonesia tidak hanya dituntut bisa 1 posisi pengelasan saja. Tapi juga harus memiliki skill dalam berbagai Teknik pengelasan. Seluruh juru las di PAL diharuskan memiliki sertifikasi, keterampilan & jam terbang yang tinggi,” tulis @PTPAL_Indonesia.

6 dari 6 halaman

Alasan Fenomena Perusahaan Lebih Pilih Lulusan STM

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia DKI Jakarta, Diana Dewi mengungkap alasan di balik fenomena perusahaan lebih memilih lulusan STM ketimbang perguruan tinggi.

Menurutnya, faktor utama adalah nilai gaji yang diberikan kepada lulusan STM jauh lebih kecil dibandingkan perguruan tinggi. Selain itu, lulusan STM mempunyai juga keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

" Temen-temen SMK sekarang ini, kalau kita bilang dia bisa siap bekerja, tetapi salary-nya enggak terlalu tinggi. Akhirnya mereka dilatih mau, di training di perusahaan-perusahaan," ungkapnya dikutip dari Liputan6.com.

Diana menambahkan, lulusan SMK mau menerima penawaran gaji sesuai UMP yang berlaku. Sebaliknya, alumni perguruan tinggi cenderung lebih memilih pekerjaan dengan nilai gaji yang jauh lebih tinggi dari UMP yang berlaku saat ini.

" Karena kan standar karyawan baru kan UMP, dari situ. Yang perguruan tinggi kadang enggak mau, dia lebih mau masuk untuk pilih-pilih dulu. Kan ini ada pembukaan lowongan kerja bumn, bumd, kementerian, itu lari ke sana semua," jelasnya.

Beri Komentar