OJK Dorong Pembiayaan Lewat Lembaga Keuangan Syariah

Reporter : Ramdania
Senin, 11 Agustus 2014 22:01
OJK Dorong Pembiayaan Lewat Lembaga Keuangan Syariah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan industri jasa keuangan syariah bisa terus ditingkatkan. Salah satunya dengan masuk ke pembiayaan proyek besar.

Dream - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad menilai, industri jasa keuangan syariah Indonesia saat ini masih belum menunjukkan pertumbuhan secara optimal dengan pencapaian baru berkisar 5-8 persen.

" Pangsanya memiliki ruang bertumbuh yang relatif luas," ujar Muliaman dalam keterangan pers, Senin 11 Agustus 2014.

Muliaman menilai, potensi pertumbuhan industri jasa keuangan syariah sebetulnya memiliki prospek cerah. Kondisi ini ditopang masih besarnya lapisan masyarakat lapis bawah yang belum terjamah layanan jasa keuangan formal. Semakin meningkatnya jumlah kelas menenga dengan penghasilan relatif besar yang membutuhkan instrumen investasi dan layanan jasa keuangan yang beragam.

Selain itu, kebutuhan pembiayaan berbagai sektor usaha terbilang masih cukup besar. " Termasuk pembiayaan proyek-proyek skala besar yang seharusnya dapat digarap oleh industri jasa keuangan syariah," tegasnya.

Oleh karena itulah, lanjut Muliaman, OJK terus berupaya untuk menciptakan iklim kondusif bagi bertumbuhnya industri jasa keuangan syariah.

" OJK secara periodik melakukan review dan analisis kondisi pasar dan kegiatan usaha lembaga-lembaga keuangan syariah agar dapat ditetapkan kebijakan dan regulasi yang efektif dapat mendorong perkembangan sektor jasa keuangan syariah," paparnya.

Sebagai informasi, perkembangan terkini keuangan syariah untuk total aset perbankan syariah sampai dengan Mei 2014 Rp 250,55 triliun, aset asuransi syariah sampai dengan Mei 2014 Rp 19,26 triliun, aset pembiayaan syariah sampai dengan Juni 2014 Rp 23,49 triliun, saham syariah sampai dengan Juli 2014 Rp 2.955, 79 triliun, sukuk korporasi sampai dengan Juli 2014 Rp 6,96 triliun, reksa dana syariah sampai dengan Juli 2014 Rp 9,51 triliun, dan Sukuk Negara sampai dengan Juli 2014 Rp 179,10 triliun. (Ism)

Beri Komentar