Ilustrasi
Dream – Indonesia tengah merancang strategi untuk menangkap peliang ekonomi di kalangan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) . Salah satu peluang itu ada pada produk-produk kesehatan.
Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Febrian Ruddyard, dalam seminar Optimalisasi OKI untuk Peningkatan Diplomasi Ekonomi Bidang Kesehatan dikutip dari laman kemlu.go.id, Jumat 2 Maret 2018 mengungkapkan total pendapatan domestik negara OKI pada 2016 mencapai sekitar US$6,5 triliun (Rp89.399,77 triliun).
" OKI sangat potensial bagi diplomasi ekonomi di bidang kesehatan,” kata
Febrian mengungkapkan kalangan pengusaha dan pemerintah sedang merumuskan strategi yang tepat dalam memanfaatkan potensi ekonomi negara anggota OKI. Seluruh pihak sepakat untuk bersama-sama memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional di forum OKI, terutama Indonesia memiliki potensi besar.
Saat ini tercatat hanya ada dua negara anggota OKI dengan industri vaksin yang diakui oleh Organisasai Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Selain Indonesia, satu negara lainya adalah Iran.
Indonesia memiliki keuntungan karena ditetapkan OKI sebagai lead country coordinator group untuk kerja sama obat-obatan, vaksin, dan teknologi medis, dan sebagai centre of excellence untuk pengembangan vaksin dan bioteknologi.
Selain peluang, para pemangku kebijakan dan pengusaha juga masih mencatat tantangan pengembangan industri kesehatan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pasar alat kesehatan nasional yang masih didominasi produk impor.
(Sah)
Advertisement
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan