Dream - PT Pos Indonesia akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Keputusan ini menyusul rencana untuk mengembangkan layanan digital.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, mengungkap daftar posisi yang akan terkena PHK.
Dia menyebut posisi pertama yang akan terkena PHK ialah petugas sortir manual yang akan diganti dengan robot.
ujar Faizal, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 13 Juni 2024.
Dia menilai, penggunaan teknologi ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen Pos Indonesia. Misalnya, mengantisipasi kerusakan barang paket kiriman yang diakibatkan oleh kesalahan manusia.
bebernya.
Faizal lantas menjelaskan, efisiensi pegawai penting untuk menekan biaya tetap (fixed cost) yang membebani keuangan perusahaan.
Selain itu, pengembangan teknologi juga penting untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan BUMN itu di masa depan.
" Dengan robot kan lebih efisien. Tidak capek robotnya kerja 24 jam. Tidak ada salah sorting karena human error," bebernya.
Adapun karyawan lain yang terdampak adalah penjaga loket, kurir, hingga petugas pick up yang akan diganti dengan sistem kemitraan. Menurut Faizal, sistem ini telah lumrah digunakan oleh perusahaan logistik pesaing.
bebernya.
Faizal menjelaskan efisiensi pegawai ini akan dilakukan secara bertahap untuk posisi tertentu.
Nantinya karyawan yang terdampak PHK akan ditawarkan program pensiun dini.
" Mungkin ya terpaksa jadi kita akan tawarkan pensiun dini kepada karyawan yang terkena dampak dari otomatisasi dan digitalisasi. (PHK) nggak nggak masif, itu kan bertahap kira-kira seperti itu," tegasnya.
Sebelumnya, PT Pos Indonesia menargetkan laba bersih sekitar Rp300 miliar di tahun 2024. Namun angka ini turun drastis dibandingkan laba bersih tahun 2022 hingga Rp650 miliar.
Penurunan laba ini lantaran Pos Indonesia membutuhkan anggaran besar untuk investasi di sektor IT dan robotika. Investasi ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk melakukan transformasi teknologi.
" Profitnya (2023) kira-kira sebetulnya mungkin lebih dari Rp300 miliar, tapi jauh turun ya," kata Faizal.
Advertisement