Bank Syariah Indonesia Bakal Jadi Top 10 Global Islamic Bank?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 19 Januari 2021 19:12
Bank Syariah Indonesia Bakal Jadi Top 10 Global Islamic Bank?
Bank syariah hasil merger itu juga diharapkan bisa menduduki peringkat global untuk perbankan syariah.

Dream – Kementerian BUMN mengharapkan konsolidasi tiga bank syariah milik BUMN berjalan lancar. Kementerian ini menilai entitas baru bank hasil merger itu bisa memberikan efek domino kepada ekonomi syariah di Indonesia.

“ Kementerian BUMN berharap proses konsolidasi Bank Syariah Indonesia sepanjang 2021 berjalan lancar,” kata Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely, dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa 19 Januari 2021.

Konsolidasi, lanjut Nawal, perlu dilakukan untuk memperkuat posisi masing-masing pemain di industri perbankan. Tujuannya agar bisa menjaga relevansi product offering ke nasabah maupun governance dari implementasi ekspansi Bank Syariah Indonesia.

Dengan 1.200 kantor cabang dan 20 ribu lebih pekerjanya yang tersebar di Indonesia, Nawal mengharapkan Bank Syariah Indonesia—entitas baru bank syariah hasil merger milik BUMN—bisa menjadi top ten bank berskala global.

“ Diharapkan dalam peta perbankan di Indonesia BSI akan menduduki ranking 7 atau 8 berdasarkan skala asetnya. Secara global, Bank Syariah Indonesia akan menjadi satu dari top 10 global bank yang Islamic,” kata dia.

Nawal juga berharap efisiensi pendapatan bisa dilakukan setelah ada proses konsolidasi. “ Harapannya, rasio biaya terhadap pendapatan bisa turun ke 45-50 persen,” kata dia.

1 dari 2 halaman

Diharapkan Fasilitasi Semua Kebutuhan Pelaku Industri di Ekosistem Ekonomi Syariah

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana berharap, ke depannya, Bank Syariah Indonesia dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaku industri di ekosistem ekonomi syariah. Selain itu, bank hasil merger ini diharap membantu peningkatan share asset perbankan syariah yang kini berada di angka 6,51 persen dibanding total aset perbankan nasional.

“ Kami melihat tantangan dalam jangka panjang adalah bagaimana perbankan kita bisa memulihkan sektor riil dan konsolidasi bisnis untuk mengatasi pandemi,” kata Heru.

Dia juga menekankan perbankan untuk memiliki daya tahan menyerap cadangan sebagai dampak restrukturisasi kredit yang masih berlangsung. Ditambah lagi, perbankan digital menjadi salah satu tantangan bagi industri perbankan.

“ Nasabah maunya perbankan kita melakukan transaksi dengan digita,” kata dia.

OJK, lanjut Heru, memiliki Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 sebagai panduan pelaku perbankan dalam menjawab tantangan zaman. Berdasarkan peta jalan ini, perbankan syariah diharap ke depannya bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.

2 dari 2 halaman

Bank Syariah Indonesia, Nama Baru Merger Bank Syariah Milik BUMN

Dream – Rencana penggabungan usaha PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS), kian dimatangkan. Hari ini, perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru telah dilakukan. Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator.

Dikutip dari keterangan tertulis, Jumat 11 Desember 2020, penggabungan ketiga bank syariah milik perusahaan pelat merah itu adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk selaku bank yang menerima penggabungan.

 

 

Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat bank hasil penggabungan akan berada di Jalan Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS. Bank Hasil Penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.

“ Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi, di Jakarta.

Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi bank yang menerima penggabungan, yakni BRI Syariah. Pasca merger, bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi. Nama-nama tiap Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) bank hasil penggabungan, akan dibahas dalam RUPSLB BRIS diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020.

Lebih rinci, 10 posisi direksi yang akan mengelola jalannya usaha bank hasil penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama, dan masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.

Hery mengatakan entitas baru ini memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya.

“ Dengan direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” kata dia.

Hery mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan. Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.

Beri Komentar