Baju Sari dan Mimpi Terkubur Istri Pilot Lion Air JT610

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 31 Oktober 2018 17:41
Baju Sari dan Mimpi Terkubur Istri Pilot Lion Air JT610
Para sahabat tak percaya Bhavye Suneja menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610.

Dream – Tanggal 7 November 2018 seharusnya menjadi hari bahagia bagi pilot Lion Air JT610, Bhavye Suneja dan sang istri, Garima Sethi. Di hari itu mereka akan merayakan Hari Diwali atau festival cahaya di negeri kelahirannya, India. 

Namun takdir berkata lain. Bhavye Suneja turut menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT601 rute Jakarta-Pangkalpinang. Bersama 188 penumpang dan kru, pesawat Boeing 737 Max 8 yang diawaki Bahvye jatuh di perairan Karawang Jawa Barat, 29 Oktober 2018.

Jauh sebelum musibah terjadi, Bhevya dan Garima sebetulnya sudah mempunya rencana besar. Mudik” ke kampung halamannya, di New Delhi untuk merayakan Dhiwali.

Kabar duka ini tentu saja mengejutkan sahabat Garima, Manvi Dua.

“ Baru dua hari Garima berbagi kebahagiaan bisa memakai sari di depan sang suami di Karva Chauth. Bagaimana ini bisa terjadi?” kata Manvi dikutip Dream dari laman Indian Express, Rabu 31 Oktober 2018.

Dia mengatakan Bhevya memintanya untuk siap pergi ke pesta. Mereka akan hadir di New Delhi, India, pada 5 November 2018. Manvi mengaku tidak percaya dengan kejadian nahas yang dialami oleh sahabatnya.

“ Ini benar-benar tak bisa dipercaya,” kata dia.

Sekadar informasi, Bhavye merupakan lulusan Ahlcon Public School, Mayur Vihar. Keluarganya tinggal di Mayur Vihar dan terbang ke Jakarta untuk mengetahui nasib Bhavye.

1 dari 5 halaman

`Bhavye Senang Mengemudi`

Rohit Singh, teman Bhavye, mengatakan Bhavye dan Garima sudah merencanakan perjalanan ke Maneshwar di Uttarakhand, India.

Manvi menambahkan dia menganggap Bhavye sebagai kakaknya. Pilot Lion Air ini disebut-sebut menyukai motichoor ladoo dari Haldirams.

“ Dia juga punya adik perempuan dan juga memperlakukan saya seperti itu,” kenang Manvi.

Rohit mengatakan Bhavye juga suka menyetir. Bahkan, teman-temannya tidak diizinkan untuk berada di balik kemudi mobil.

“ Dia punya cinta yang sangat besar untuk mengemudi. (Bhavye) akan selalu memastikan dia adalah orang yang berada di belakang roda (kemudi) dan tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengambil alih kendaraan,” kata dia. 

2 dari 5 halaman

Pilot Lion Air JT-610 Hendak Pindah Kerja

Dream - Bhavye Suneja punya rencana besar sebelum pesawat Lion Air JT-610 yang dia piloti jatuh ke perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Juru terbang asal India itu berencana pulang kampung ke India.

Rencana pilot 31 tahun itu diungkapkan oleh salah satu wakil presiden sebuah maskapai terkemuka asal India, yang juga mengoperasikan pesawat Boeing. Bhavye bahkan sudah melakukan wawancara dengan petinggi maskapai itu.

“ Kami berbicara pada Juli lalu,” kata wakil presiden maskapai penerbangan asal India yang tak disebutkan identitasnya, dikutip The Times of India.

Menurut petinggi maskapai itu, Bhavye merupakan sosok yang baik. Perusahaanya sangat tertarik untuk merekrut suami Garima Sethi itu. “ Kami ingin dia bergabung bersama kami karena catatan yang sempurna,” tutur pejabat itu.

Bhavye memang pilot pengalaman. Dia mengantongi lisensi terbang pada 2009 silam. Hingga mengalami kecelakaan bersama pesawat yang berisi 189 orang itu, dia tercatat sudah punya enam ribu jam terbang.

3 dari 5 halaman

Ajukan Syarat

Dalam wawancara dengan wakil presiden maskapai India itu, Bhavye mengajukan syarat. Dia minta ditempatkan di Delhi. Sebab, di kota itulah keluarganya menetap.

“ Satu-satunya permintaannya adalah dia diberi posting di Delhi karena dia berasal dari kota itu,” kata pejabat itu.

Mendengar permintaan itu, sang pejabat memberikan janji kepada Bhavye. “ Saya mengatakan kepadanya bahwa begitu dia terbang bersama kami selama satu tahun, kami akan mempertimbangkan postingnya di Delhi.”

Namun takdir berkata lain. Rencana besar Bhavye untuk pulang kampung tak terwujud. Senin 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air JT-610 yang dia piloti jatuh ke laut di utara Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Pesawat berisi 189 orang itu baru saja lepas landas di Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang. Dua menit mengudara, Bhavye meminta untuk kembali mendarat. Namun beberapa menit kemudian pesawat itu raib dari radar hingga dinyatakan jatuh.

4 dari 5 halaman

Kehidupan Masa Lalu Sang Pilot

Dream - Diwali selalu menjadi hari istimewa bagi keluarga Bhavye Suneja. Mereka punya tradisi menunggu pilot itu dengan penuh suka cita. Namun tidak tahun ini.

Saat perayaan besar itu tinggal menghitung hari, mereka mendapat kabar duka.

Tradisi suka cita itu berubah duka. Bhavye yang selalu ditunggu tak akan pulang. Pilot berusia 31 tahun itu jatuh bersama Lion Air JT-610 yang dia kendalikan. Bhavye tak akan pulang dengan senyum, seperti tahun yang sudah-sudah.

Keluarga yang tinggal di Delhi, India, itu terguncang. Mereka berusaha menguatkan hati untuk menerima kabar dari Indonesia. Sang ibunda, Sangeeta Suneja, berurai air mata. Sambil menangkupkan tangan, dia meminta wartawan di depan rumah mereka di Mayur Vihar untuk berdoa.

“ Mohon berdoa untuk kami,” kata Sangeeta Suneja, sebagaimana dikutip Dream dari laman News 18, Selasa 30 Oktober 2018.

Salah seorang tetangga, Anil Gupta, yang mengaku selalu bermain bersama Bhavye saat masih kecil, mengatakan bahwa Sangeeta tengah berangkat kerja saat mendengar kabar kecelakaan pesawat berisi 189 orang itu.

“ Ibunya sedang berangkat bekerja saat mereka mendengar kabar kecelakaan pesawat dan sejak itu, mereka berharap Bhavye baik-baik saja,” tutur Gupta.

5 dari 5 halaman

Sosok Sang Pilot di Mata Tetangga

Bhavye dikenal sebagai sosok yang baik di lingkungannya. Para tetangga mengaku sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan pesawat yang dipiloti Bhavye.

“ Putri saya sekolah bersama Bhavye. Hari ini, dia menelepon saya dari Dubai dan bilang Bhavye meninggal dan dia menunjukkan kesedihannya,” kata tetangga Bhavye, Sinha.

“ Ayah Bhavye terlihat sangat tegar dan tidak menangis tapi kami tahu apa yang dia alami,” tambah dia.

Ayahnya, Gulshan Sukheja, merupakan seorang akuntan. Sementara, ibundanya bekerja pada maskapai Air India. Shinha mengatakan, Bhavye selalu pulang saban Diwali.

“ Dia selalu menghormati para tetua dan kami selalu melihat dia saat Diwali,” kata tetangga lainnya, Regnu Nagpal

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Ahlcon Public School, Bhavye menerima lisensi penerbangan pada tahun 2009. Dia menikah 2016 dan tinggal di Jakarta. Sang istri, Garima Sethi, merupakan mantan manajer di Indian Express.

Beri Komentar