Sholat Tarawih Hukumnya Sunah Muakkad, Berikut Dalil dan Bacaan Sholat yang Dianjurkan

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Kamis, 7 April 2022 11:00
Sholat Tarawih Hukumnya Sunah Muakkad, Berikut Dalil dan Bacaan Sholat yang Dianjurkan
Meskipun tidak wajib, tapi sholat tarawih sangat dianjurkan dan dilakukan secara berjamaah.

Dream – Ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap umat Islam di bulan Ramadan adalah sholat tarawih. Sholat ini memang hanya dilakukan pada bulan Ramadan saja, sehingga tentunya ada keistimewaan tersendiri jika umat Islam menunaikannya. Sholat sunah tersebut dikerjakan pada malam hari, tepatnya setelah sholat isya.

Umumnya sholat tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid sekaligus juga dengan sholat isya. Meski begitu, sholat ini juga boleh dilakukan secara sendiri atau munfarid. Namun, akan lebih baik jika sholat tarawih dilakukan secara berjamaha karena mendatangkan keutamaan.

Dikutip dari islam.nu.or.id, sholat tersebut dinamana tarawih karena orang yang melakukannya beristirahat sebenatr di antara dua kali salam atau istirahat setiap empat rakaat.

Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang sholat tarawih hukumnya apa, berikut sebagaimana telah dirangkum oleh Dream melalui islam.nu.or.id dan merdeka.com.

1 dari 3 halaman

Sholat Tarawih Hukumnya Sunah Muakkad

Sholat Tarawih Hukumnya Sunah Muakkad© Shutterstock.com

Mengerjakan sholat tarawih tidaklah diwajibkan bagi setiap Muslim. Akan tetapi, sholat tarawih hukumnya adalah sunah muakkad, yakni sangat dianjurkan untuk dilakukan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Berikut adalah dalil yang menjelaskan tentang sholat tarawih hukumnya sunah muakkad seperti dikutip dari merdeka.com:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Dari Abi Hurairah radliyallahu 'anh Rasulullah gemar menghidupkan bulan Ramadhan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata: ‘Barangsiapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadhan hanya karena iman dan mengharapkan ridha dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (HR Muslim).

Sedangkan untuk pengerjaannya dilakukan secara berjamaah atau sendiri, hal ini menurut ulama Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa sholat tarawih akan lebih utama jika dilakukan secara berjamaah. Yakni sesuai dengan yang dikerjakan oleh Umar bin Khattab serta para sahabatnya.

Jadi, meskipun sholat tarawih ini tidaklah wajib, tapi sahabat Dream dianjurkan untuk mengerjakannya. Dan pengerjaannya pun juga dianjurkan agar berjamaah.

2 dari 3 halaman

Bacaan dalam Sholat Tarawih

Setelah mengetahui bahwa sholat tarawih hukumnya adalah sunah muakkad, sahabat Dream juga perlu mengetahui bacaan-bacaan dalam sholat tarawih tersebut. Perlu sahabat Dream ketahui terlebih dahulu, bahwa sholat tarawih hanyalah dilakukan saat malam hari saja. Oleh karena itu, ulama telah menganjurkan agar saat membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat setelahnya dalam sholat dilafalkan dengan suara yang keras.

Dikutip dari islam.nu.or.id, dalam sholat sunah tarawih disunahkan untuk membaca doa iftitah, surat pendek, tasyahhud, dan sebagainya. Hal ini tentunya hampir sama dengan bacaan sholat seperti pada umumnya. Namun dalam kitab al-Adzkar oleh Imam an-Nawawi dijelaskan bahwa, orang yang sholat tarawih dianjurkan untuk mengkhatamkan bacaan Al-Quran selama bulan Ramadan.

Penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

فَيَقْرَأُفِيْكُلِّلَيْلَةٍنَحْوَجُزْءٍمِنْثَلَاثِيْنَجُزْءًا،وَيُسْتَحَبُّأَنْيُرَتِّلَالْقِرَاءَةَوَيُبَيِّنَهَا،وَلْيَحْذَرْمِنَالتَّطْوِيْلِعَلَيْهِمْبِقِرَاءَةٍأَكْثَرَمِنْجُزْءٍ

Artinya: Maka imam shalat Tarawih membaca satu juz dari 30 juz dalam setiap malam, dan dianjurkan untuk membacanya dengan indah dan jelas, serta hendaklah ia tidak memperpanjang bacaan lebih dari satu juz yang merepotkan para makmum.”

Dari penjelasan Imam an-Nawawi di atas, maka ada tiga hal yang bisa dipetik, yakni sebagai berikut:

Sunah Membaca 1 Juz

Hal pertama yang bisa dipetik adalah disunahkan untuk membaca satu juz dari 30 juz Al-Quran setelah membaca surat Al-Fatihah untuk orang yang mengerjakan sholat tarawih.

Dianjurkan Memperindah Bacaan

Hal kedua adalah dianjurkan untuk memperindah bacaan bagi orang yang mengerjakan sholat tarawih. Di mana dalam hal ini bukan berarti karena disunahkan membaca satu juz Al-Quran, lalu cara membacanya adalah dipercepat agar segera selesai. Tetapi akan lebih baik jika setiap ayat Al-Quran dibaca dengan tartil dan menggunakan suara yang indah.

Hindari Bacaan Surat yang Lebih dari 1 juz

Hal yang terakhir adalah menghindari bacaan surat yang lebih dari satu juz. Ini adalah bentuk peringatan agar tidak membaca bacaan yang lebih dari satu juz ketika mengerjakan sholat tarawih. Meskipun dalam hal ini cara membaca Al-Quran dilakukan dengan baik, tetapi jika bacaannya terlalu panjang, maka tidaklah dianjurkan.

3 dari 3 halaman

Rakaat Sholat Tarawih

Rakaat Sholat Tarawih© Shutterstock.com

Sholat tarawih hukumnya adalah sunah muakkad yang dalam hal rakaat pengerjaannya terdapat perbedaan di antara umat Islam. Ada sebagian yang mengerjakan sebanyak 11 rakaat, dan ada juga yang mengerjakan sebanyak 23 rakaat. Meski begitu, rakaat dalam sholat tarawih ini sebenarnya tidaklah ada batasan yang ditetapkan.

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abdil Barr sebagai berikut:

Sesungguhnya sholat malam tidak memiliki batasan jumlah rakaat tertentu. Sholat malam adalah sholat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit rakaat. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan banyak.” (At Tamhid).

Sedangkan Nabi Muhammad saw saat ditanya tentang rakaat sholat tarawih, beliau menjawab dengan jawaban sebagai berikut:

Sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu subuh, maka kerjakanlah satu rakaat. Dengan itu berarti kalian menutup sholat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Beri Komentar