Samsung atau iPhone yang paling banyak dibeli orang Indonesia?
Dream - Merek smartphone apa yang Sahabat Dream pakai? Jika menggunakan produk dari Apple, iPhone, yang terkenal berharga premium, kamu termasuk golongan terbawah pengguna smartphone tersebut.
Studi Populix yang berjudul " Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior" menemukan smartphone asal Korea Selatan, Samsung, menjadi gawai terbanyak digunakan warga Indonesia.
Temuan ini diperoleh dari survei terhadap 1.096 responden laki-laki dan perempuan untuk mempelajari bagaimana kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membeli smartphone hingga metode pembayaran yang digunakan untuk bertransaksi.
Hasil studi menemukan smartphone bermerek Samsung menjadi gawai paling banyak digunakan dengan jumlah 32 persen dari responden.
Disusul dua produk smartphone dari negeri China yaitu Xiaomi (24%) dan Oppo (23%).
Sementara gawai besutan Apple, iPhone digunakan 18 persen dari respon dengan posisi terakhir dipegang oleh Vivo (13%).
Merujuk data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2022 diketahui sebanyak 89 persen atau sekitar 167 juta penduduk Indonesia telah menggunakan smartphone.
Survei yang dilakukan pada bulan Agustus 2023 ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar atau sekitar 67 persen dari responden merasa sudah cukup dengan memiliki satu smartphone.
Sementara 30 persen dari responden merasa nyaman menggunakan dua smartphone, 2 persen responden menggunakan tiga smartphone, dan hanya 1 persen responden yang mengaku memiliki lebih dari tiga smartphone.
Ada beberapa alasan yang mendorong orang Indonesia memiliki lebih dari satu smartphone. Alasan terbanyak adalah penggunaan masing-masing smartphone untuk berbagai tujuan yang berbeda (80%).
Pengguna yang memiliki lebih dari satu smartphone lainnya beralasan membutuhkan ponsel tambahan sebagai cadangan (47%), meningkatkan kapasitas memori (29%), menampung operator seluler yang berbeda di setiap smartphone (15%), serta membandingkan paket yang ditawarkan oleh operator seluler dan mencari yang sesuai dengan kebutuhan (13%).
Mayoritas responden terakhir kali mengganti smartphone mereka kurang dari 3 tahun lalu. Secara lebih rinci, sekitar 36 persen dari responden mengganti smartphone sekitar 1 hingga 2 tahun yang lalu, 28% persenmelakukan penggantian dalam kurun waktu kurang dari setahun yang lalu.
Sebanyak 22 persen mengganti smartphone-nya dalam 2-3 tahun yang lalu, dan hanya sebagian kecil yang mengganti smartphone lebih dari 3 tahun yang lalu.
Motivasi responden untuk mengganti smartphone pun beragam, termasuk smartphone yang digunakan tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru (38%), kapasitas memori smartphone telah mencapai batas maksimal (33%).
Ada pula yang termotivasi mengganti smartphone karena fitur terbaru (14%), brand smartphone favorit mengeluarkan seri terbaru (6%), dan mengikuti perkembangan tren smartphone terkini (2%).
Tak hanya doyan berganti smartphone, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata lebih menyukai smartphone baru (95%) daripada smartphone “second” (5%).
Untuk membeli smartphone baru tersebut, responden lebih condong untuk berbelanja secara langsung di toko (77%).
Alasan utama membeli smartphone di counter adalah lebih aman dan percaya (82%), dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum membeli (74%), merasa sistem pembayaran lebih aman (35%), dan bisa menikmati promo khusus (21%).
Sementara responden yang memilih untuk membeli smartphone baru secara online merasa bahwa mereka bisa mendapatkan banyak promo dan diskon saat berbelanja online (73%).
Pembelian smartphone melalui online juga dianggap lebih mudah untuk membandingkan harga produk dari berbagai toko online (67%), serta harga yang ditawarkan secara online lebih terjangkau (65%).
Sementara untuk memilih tipe smartphone yang akan dibeli, responden mempertimbangkan kapasitas RAM (78%), kapasitas memori smartphone (65%), harga yang terjangkau (60%), kapasitas baterai (56%), kualitas kamera (55%).
Pertimbangan lain pembeli smartphone di Indonesia adalah merek yang terpercaya (52%), aplikasi-aplikasi bawaan pada smartphone (24%), dan kehadiran model terbaru (22%).
Untuk melakukan transaksi, responden cenderung memilih untuk membayar secara tunai atau menggunakan kartu debit (90%) daripada menggunakan kartu kredit (5%) maupun paylater (5%).
Alasan utama untuk memilih pembayaran tunai adalah karena prosesnya lebih mudah dan cepat tanpa melibatkan administrasi yang rumit (69%).
Pembeli tunai juga beralasan ingin menghindari utang (69%), dan adanya promosi pembelian khusus untuk pembelian secara tunai atau menggunakan kartu debit (26%).
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik