Dream - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai penerbitan surat utang syariah (sukuk) mampu membuka pintu bagi keuangan syariah untuk dapat berperan lebih dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia. Namun, dorongan untuk pengembangan pasar sukuk juga harus ditingkatkan.
“ Jika dikaitkan dengan besarnya kebutuhan infrastruktur, maka mau tidak mau harus ada dorongan yang lebih besar. Agar sukuk bisa memainkan peranan yang lebih besar," jelas Menkeu saat memberikan sambutan di Seminar Integrasi Keuangan Syariah di Aula Djuanda, Kemenkeu seperti dikutip dari situs Kemenkeu, Rabu, 15 April 2015.
" Karena sukuk secara alamiah adalah instrumen paling tepat untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, karena sifatnya project financing, dan underlying-nya project itu sendiri,” tambahnya.
Menurut Bambang, hal ini dapat menjadi langkah awal bagi keuangan syariah untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.
“ Kalau kita bisa dorong sukuk sebagai pembiayaan proyek yang utama, dengan dukungan investor yang cukup, maka saya yakin harusnya tidak lagi ada isu dalam sumber pembiayaan infrastruktur. Karena sukuk secara alamiah dan regulasi sangat dimungkinkan,” pungkasnya.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati