Sukuk Hijau Ritel Pertama Dunia Meluncur di Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 1 November 2019 19:36
Sukuk Hijau Ritel Pertama Dunia Meluncur di Indonesia
Investasi mulai dari Rp1 juta, marjinnya bikin ngiler.

Dream – Kementerian Keuangan merilis sukuk hijau ritel (green sukuk retail), Sukuk Tabungan Seri 006 (ST 006). Instrumen keuangan syariah ini merupakan sukuk hijau ritel pertama di dunia untuk Surat Berharga Negara Syariah (SBSN).

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Jumat 1 November 2019, ST006 merupakan jenis sukuk hijau ritel (green sukuk retail) yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek terkait lingkungan.

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan penerbitan obligasi syariah ini bertujuan untuk mendukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Luky memastikan sukuk ini sudah mengantongi label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“ Green maksudnya komitmen pemerintah membangun proyek-proyek yang bersifat berkelanjutan dan hijau,” kata dia di Jakarta.

Luky mengatakan sukuk hijau ritel juga bisa memperdalam pasar keuangan syariah Indonesia.

1 dari 5 halaman

Investasi Mulai dari Rp1 Juta

Penempatan investasi pada ST006 sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar per orang dengan tenor 2 tahun.

Imbal hasil kupon 6,75 persen floating with floor mengikuti BI 7 days reverse repo rate pada saat penetapan sebesar 5 persen di tambah spread yang ditetapkan sebesar 175 bps di periode pertama 10 Januari 2020 dan tanggal 10 Februari 2020.

Masa penawaran ST006 dibuka mulai tanggal 1 November 2019 pukul 09.00 WIB hingga 21 November 2019 pukul 10.00 WIB. ST006 akan jatuh tempo tanggal 10 November 2021.

Lanjut Luky, masyarakat yang berminat untuk investasi di sukuk ini, bisa mengakses laman Sukuk Tabungan di www.kemenkeu.go.id/sukuktabungan. “ Atau, menghubungi 23 mitra distribusi (midis) melalui sistem elektronik (layanan online) e-SBN,” kata dia. 

2 dari 5 halaman

OJK Luncurkan Sukuk Wakaf Tahun Depan

Dream - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan sukuk wakaf. Instrumen keuangan ini menggabungkan produk investasi syariah dengan wakaf menjadi salah satu produk yang akan dikenalkan ke publik tahun depan.

" Sukuk wakaf salah satunya tunggu saja tahun depan. Tahun ini kajian-kajian," ujar Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Fadillah Kartika, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.

" Kita lagi memperkenalkan produk ini kepada pihak tertentu supaya tertarik," tambah dia.

Menurut Fadillah, OJK masih menyusun skema dan aturan mengenai Sukuk Wakaf. " Mudah-mudahan tahun depan ada produknya," ucap dia.

 

 

Fadillah menjelaskan, sukuk wakaf ini berbeda dengan produk cash wakaf link. Pada cash wakaf link, uang yang ada pada nazir (pengelola wakaf) dikumpulkan dan dibelikan Sukuk Negara.

" Sukuk Wakaf kan komersil ya, tapi dikaitkan dengan aset wakaf. Misalnya ada tanah wakaf tapi tidak bermanfaat kan tanah aja, kemudian didirikan bangunan di atasnya supaya bisa masukan, bagaimana creat sukuk itu untuk mendanai pemanfaatan wakaf," kata dia.

3 dari 5 halaman

Selama 8 Tahun, Investor Syariah Naik 122 Kali Lipat

Dream - Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian S Manullang, mengatakan potensi pasar modal syariah terus mencatatkan perkembangan sangat baik.

Jumlah investor pun menunjukkan peningkatan signifikan. Kristian mengatakan jumlah investor syariah pada 2011 hanya sebanyak 500 saja.

" Per 30 September 2019 jumlah investor 61.130 atau naik 122 kali lipat dalam kurun waktu 8 tahun," ujar Kristian di BEI, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.

Kristian menjelaskan, salah satu penyebab peningkatan investor adalah adanya indeks syariah.

" Indeks syariah justru akan mengambil ceruk yang tersedia, makanya banyak masyarakat yang ingin investasi efek syariah," kata dia.

Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Fadillah Kartika, mengatakan saat ini ada 15 perusahaan sekuritas yang terdaftar dalam Shariah Online Trading System (SOTS).

" Ada 15 perusahaan dalam sistem transaksi saham syariah secara online," kata Fadillah.

4 dari 5 halaman

Berbalik Menguat, Indeks Syariah Menanjak Lebih Tinggi dari IHSG

Dream - Indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) berbalik menguat. Penguatan tiga indeks acuan saham syariah bahkan melampaui penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Meski menguat terbatas, indeks saham syariah ini melaju positif sepanjang sesi perdagangan. Penguatan ini berbalik dengan prediksi sejumlah analis yang memperkirakan laju indeks akan melemah.

Pada penutupan perdagangan harian BEI, Selasa, 8 Oktober 2019, Indeks Saham Syariah Indonesia naik 0,833 poin (0,450%) ke level 185,761.

Total transaksi perdagangan saham syariah kali ini mencapai Rp3,42 triliun dengan 62,9 juta lot saham yang berpindah tangan. Laju ISSI banyak ditopang aksi beli investor lokal.

Pemodal asing masih belum cukup percaya diri terjun ke lantai bursa saham syariah. Dengan valuasi mencapai Rp1,68 triliun, asing mencatat nett 68,936 lot saham.

ISSI memulai sesi perdagangan dengan menguat ke level 185,693 pada sesi pembukaan. Laju positif ISSI terus melaju hingga sesi penutupan perdagangan.

Dua indeks saham syariah juga tak luput dari aksi menguat. Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan indeks bluechips syariah naik 3,829 poin (0,575%) ke level 669,417.

Sementara indeks saham syariah terbaru, JII70, naik 1,417 poin (0,629%) ke level 226,644.

Kenaikan yang dialami tiga indeks acuan saham syariah ini lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks acuan BEI ini naik 39,019 poin (0,650%) ke level 6.039,601.

 

5 dari 5 halaman

UNVR Balik Jadi Incaran

Hampir seluruh indeks sektoral bergerak menguat di perdagangan hari ini. Hanya infrastruktur yang bergerak melemah 0,232 persen.

Saham-saham di sektor barang konsumsi memimpin penguatan dengan indeks menguat 1,353 persen. Diikuti manufaktur 0,946 persen, dan keuangan 0,913 persen.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang kemarin mengalami koreksi tajam, kali ini menjadi buruan investor. Menjadi top gainer saham syariah, UNVR naik Rp725. Diikuti POLU yang menguat Rp310, ITMG Rp300, BTPS Rp280, dan FAST Rp 250.

Sementara jajaran top losser saham syariah dipimpin BLTZ yang melemah Rp1000, HEXA Ep550, INTP Rp550, CMNP Rp260, dan UNTR melemah Rp260 per saham.

Hal berbeda terjadi pada pasar keuangan. US Dollar, mata uang Negeri Paman Sam sore ini bergerak naik 48 poin (0,338%) menjadi Rp14.210 per dollar AS.(Sah)

Beri Komentar