Dream - Adanya rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) pada 17 Desember 2015 nanti membuat dollar menguat.
Tidak hanya dengan rupiah, tetapi juga mata uang negara lain seperti Eropa, Jepang, dan Malaysia.
Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah dibuka pada Rp 14.156, terus merosot dibanding kemarin di Rp 14.020. Berdasarkan data perdagangan Reuters, Senin, 14 Desember 2015, sore ini rupiah ditutup di Rp 14.101, meski sempat menguat di Rp 14.047.
Banyak pihak meminta Bank Indonesia (BI) untuk menjaga rupiah menjelang pengumuman suku bunga AS dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, pelemahan rupiah ini sangat memengaruhi industri dalam negeri yang bahan bakunya kebanyakan masih impor.
Sebelumnya, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menilai tekanan pada pasar keuangan dan bursa saham Indonesia awal pekan ini dipicu sentimen jati tidaknya kenaikan suku bunga The Fed.
" Pada tanggal 15-16 Desember 2015 nanti, Bank Sentral Amerika (The Fed) akan menentukan jadi tidaknya suku bunga Fed Rate naik dalam pertemuan FOMC," katanya.
Pertemuan ini menjadi penting karena sudah ditunggu tunggu pelaku pasar. Terlebih sentimen ini sempat membuat gonjang-ganjing pasar finansial setidaknya dalam dua-tiga tahun terakhir.
Bagi Indonesia, hasil FOMC tersebut menjadi krusial mengingat Bank Indonesia menanti keputusan dari FOMC tersebut sebagai panduan dari kebijakan suku bunga BI Rate yang akan ditetapkan.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
