Warunk Upnormal Kalah Saing Sama Mixue, Ini Faktornya

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 9 Februari 2023 12:46
Warunk Upnormal Kalah Saing Sama Mixue, Ini Faktornya
Perubahan zaman dan model bisnis menjadi hal yang tak bisa dipungkiri.

Dream - Warunk Upnormal yang dulunya jaya, kini mulai sepi bahkan sebagian gerainya tutup. Diduga banyak konsumen kedai ini yang beralih ke gerai lain.

Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Nicholas Roy Mandey, kini banyak konsumen Warunk Upnormal yang beralih ke gerai food and beverage (F&B), contohnya saja Mixue yang kian menjamur. Dia mengatakan, perubahan zaman dan model bisnis menjadi hal yang tak bisa dihindari.

" Jadi, sesuatu yang enggak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Warunk Upnormal awalnya ramai, tapi mungkin mereka tidak memperhitungkan perubahan zaman itu pasti terjadi," kata Roy dikutip dari Liputan6.com, Rabu 8 Februari 2023.

Dia juga menyoroti perusahaan startup karena terlanjur nyaman dengan cakupan bisnisnya saat itu, padahal bisa saja bisnis yang digeluti tak berlangsung lama.

" Ketika mereka sudah comfort dengan masuknya modal dari ventura, atau dari crowd funding, kemudian mereka buka-buka sembarangan tanpa memperhitungkan kompetisi atau faktor demografi dan populasi, akhirnya mulai ditinggalkan," tegasnya.

1 dari 5 halaman

" Sekarang sudah ada Mixue, kemudian ada sesuatu yang baru. Masyarakat kan mau sesuatu yang baru dan yang tren. Jadi tutupnya F&B itu adalah suatu keniscayaan ketika tidak adaptif dan tidak resilience," serunya.

Pola pergeseran tren bisnis ritel, menurut Roy juga bakal lebih cepat. Bukan hanya dalam waktu tahunan lagi, tapi harian.

" Perubahan itu bukan lagi tahunan, tapi bulanan. Makanya sekarang, resilience artinya apa, bisa di bawah, bisa di atas. Berubah-ubah, jangan begitu terus (model bisnisnya)," tandasnya.

Mixue atau Mixue Bingcheng sendiri merupakan franchisen ateu waralaba es krim dan minuman asal China.

Gerainya kini menjamur menempati ruko kosong. Harga murah menjadi daya tarik sendiri untuk masyarakat.

2 dari 5 halaman

Warunk Upnormal Ternyata Bagian dari CT Corp, Ini Penyebab Gerainya Sepi dan Tutup

Dream - Warunk Upnormal sedang ramai dibicarakan di media sosial. Sebab beberapa gerainya dikabarkan mulai sepi, bahkan tutup.

Menurut laman resminya, Warunk Upnormal merupakan restoran berkonsep anak muda kekinian dengan menunya seperti Indomie dengan cita rasa beragam. Mereka menuliskan 'Pelopor Indomie Kekinian'.

Selain Indomie, adapula Roti Bakar, Nasi Wagyu, hingga dessert, minuman susu serta kopi dan lainnya.

Namun tak banyak yang tahu bahwa Warunk Upnormal juga masuk dalam portofolio bisnis retail & lifestyle CT Corp milik Chairul Tanjung. Warunk Upnormal yang didirikan pada 2014 merupakan brand milik Cita Rasa Prima Group (CRP Group).

Dikutip dari berbagai sumber, gerai Warunk Upnormal yang telah tutup permanen beberapa diantaranya Semarang, Purwokerto, Gresik, Makassar, Bogor, Tegal, Lampung, Cirebon, Banjarmasin, Jarinagor, serta wilayah lainnya. Manajemen Warunk Upnormal belum mengumumkan gerai mana saja yang sudah tutup permanen.

Namun satu pertanyaan yang muncul, apa penyebab Warunk Upnormal sepi sampai tutup gerai? Menurut Benny Bathara, Chief Investment Strategist Aman Digital, lewat kanal YouTube Bennix, ada tujuh penyebab beberapa gerai Warunk Upnormal tutup.

3 dari 5 halaman

Harga

Faktor harga menjadi penyebab sebagian gerai Warunk Upnormal tutup. Jika dahulu bermodal Rp50 ribu bisa membeli menu mie rebus atau mie goreng untuk dua atau tiga orang. Saat ini yang Rp50 ribu tidak cukup untuk satu orang.

“ Masalah pertama dari produknya. Rasanya tidak enak dan yang kedua harganya mahal,” ungkap Bennix.

Ekspansi Terlalu Cepat

Ekspansi kerap dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan bisnisnya, namun Warunk Upnormal dinilai terlalu cepat berekspansi. Sebab modal menyewa tempat juga tidak murah. Apalagi lokasi Warunk Upnormal berada di tempat yang cukup strategis.

Pada tahun 2019, Warunk Upnormal mengoperasikan 85 gerai yang tersebar di 20 kota.

4 dari 5 halaman

Segmentasi Pasar

Warunk Upnormal punya market price kalangan anak muda atau sekolah yang belum bekerja. Rentang usianya sekitar 15-25 tahun. 

Hal ini berdampak pada pembelian yang berkurang ketika Warunk Upnormal menaikkan harga, bahkan tidak menutup kemungkinan pelanggannya akan makan di tempat lain dengan harga yang relevan.

Tidak dipungkiri pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak pada sebagian sektor bisnis, termasuk kuliner. Banyak gerai yang tutup bahkan bangkrut, salah satunya beberapa Warunk Upnormal yang tutup.

5 dari 5 halaman

Kemewahan Gedung

Jika berkunjung ke Warunk Upnormal, kita akan disajikan dengan bangunan mewah berdesain arsitektur unik. Hal ini tentunya membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit.

Namun berbanding terbalik dengan menu yang dijual seperti Indomie telur, yang memengaruhi pemasukan. 

" Ketika sebuah bisnis baru lahir, langsung keluarin budget untuk desain interior sedemikian mahal, budget untuk sewa tempat sedemikian mahal, sementara makanan yang dijual adalah indomie, telur, kornet, kapan akan balik modal? Sehingga jangan heran kalau banyak mitra (investor) dari Upnormal yang tidak happy,” kata Bennix.

Beri Komentar