Dream - Bisnis e-commerce kini tengah berada di atas angin. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi mampu memberikan kemudahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Berbagai produk dan jasa ditawarkan di hadapan kita tanpa perlu adanya upaya untuk keluar rumah.
Demam e-commerce ini tengah melanda masyarakat dunia, tidak terkecuali di masyarakat Indonesia. Meski masih memiliki infrastruktur yang kurang maksimal, bisnis tercatat telah mengalirkan puluhan triliun uang dari pembeli ke penjual.
Pengamat kewirausahaan Iim Rusyamsi menyebutkan kini transaksi e-commerce tercatat sekitar Rp 30 triliun. Diperkirakan hingga akhir tahun, transaksi itu melonjak hingga Rp 50 triliun. Sementara, pengguna internet di Indonesia mencapai 80 juta orang.
" Dengan perkiraan itu tandanya dalam 1 bulan, seseorang menghabiskan uangnya sekitar Rp 700-800 ribu," ungkapnya kepada Dream, Sabtu, 28 November 2015.
Sayangnya, lanjut Iim, potensi ini belum digunakan Usaha Kecil Menengah (UKM) milik pengusaha pribumi. Kebanyakan E-commerce di Indonesia hanya dibatasi kepemilikan asingnya sebesar 30%, tetapi barang yang dijualnya masih produk luar.
" Mereka cuma ganti dari dotcom(.com) ke dotcodotid (.co.id), tetapi barang-barangnya ambil dari negara-negara lain," ujar pemilik akun twitter @iimrusyamsi itu.
Untuk itu, Iim mengharapkan peluang ini bisa dimanfaatkan UKM Indonesia dalam memasarkan produknya. Selain itu, lanjutnya, dibutuhkan dukungan dari pemerintah untuk melakukan pendampingan kepada para pengusaha UKM agar tidak hanya bisa memproduksi barang yang berkualitas, tetapi juga mampu memasarkan produknya.
" Jadi pemerintah itu harus jalan bersama, UMKM kita benar-benar dibina supaya mereka bisa naik kelas," tandasnya.