Paparan Pestisida dan Timbal Tingkatkan Risiko Bibir Sumbing

Reporter : Cynthia Amanda Male
Rabu, 1 September 2021 06:12
Paparan Pestisida dan Timbal Tingkatkan Risiko Bibir Sumbing
Kondisi lingkungan penting diperhatikan para calon orangtua agar janinnya tidak mengalami masalah bibir sumbing.

Dream - Kondisi saat hamil sangat memengaruhi tumbuh kembang janin. Itulah mengapa calon ibu diminta untuk selalu menjaga kesehatan tubuh.

Umumnya, upaya yang dilakukan calon ibu untuk menjaga kesehatan tubuh serta tumbuh kembang janin adalah mengonsumsi makanan bernutrisi.

Sebenarnya calon ibu juga harus memerhatikan kondisi lingkungan sekitar. Bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan salah satu kondisi pada anak yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor eksternal.

1 dari 3 halaman

Penyebab bibir sumbing

Bibir Sumbing Pada Anak

" Penyebab bibir sumbing itu multifaktor. Sebanyak 30 persen dipengaruhi oleh faktor genetik. Sedangkan, 70 persennya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan," ujar Ulfa Elfiah, Spesialis Bedah Plastik dalam webinar Smile Train 'Merdeka Senyum dengan Operasi Bibir Sumbing', Selasa 31 Agustus 2021.

Jember jadi salah satu daerah dengan angka kelahiran bayi disertai kondisi bibir sumbing yang cukup tinggi. " Angka kejadiannya berkisar 1:1445. Dari sekian banyak kehamilan, selalu ada yang terlahir sumbing," ungkapnya.

Ulfa sendiri mengklaim bahwa ia melakukan tindakan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit minimal 5 orang setiap minggu. " Parahnya lagi, sebenarnya angka kejadian di setiap daerah tidak berbeda jauh," ungkapnya.

Banyaknya kasus bibir sumbing diperkirakan akibat lingkungan yang didominasi oleh pertanian dan perkebunan.

" Di sana (Jember) angka pemakaian pestisidanya lumayan tinggi. Hal ini diduga berperan penting pada kualitas sperma, sel telur, serta pembentukan janin," jelasnya.

Paparan pestisida yang bisa terjadi lewat sentuhan diduga bisa memengaruhi proses pembentukan janin. Selain itu, kandungan logam berat pada air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari pun diduga bisa meningkatkan potensi kelahiran anak dengan bibir sumbing dan celah langit-langit.

" Adanya (kandungan) timbal pada air yang terkontaminasi bisa jadi salah satu penyebab," kata Ulfa.

Orangtua yang berprofesi sebagai petani dan kerap bersentuhan dengan pestisida juga disarankan untuk memakai sarung tangan serta alat pelindung agar zat kimia berbahaya tidak terkena kulit atau masuk ke dalam tubuh secara langsung.

2 dari 3 halaman

Dampak psikologis

Anak yang terlahir dengan bibir sumbing dan celah langit-langit dapat menyebabkan gangguan emosi pada keluarga. Jika tidak segera dioperasi, anak yang mulai bisa bersosialisasi pun bisa terkena dampak psikologis.

" Kondisi fisik yang berbeda bisa menurunkan rasa percaya diri. Apalagi, jika terjadi perundungan, bullying. Bisa menimbulkan trauma. Terutama, jika terjadi pada anak perempuan karena mereka lebih sensitif," kata Endang Guritno, Psikolog UNEJ Medical Center.

3 dari 3 halaman

Pencegahan dampak psikologis berkelanjutan

Orangtua bisa membantu mencegah dampak psikologis tersebut dengan mencoba meyakinkan anak bahwa kondisi fisiknya bukanlah kesalahan mereka.

" Anak bisa menyalahkan diri sendiri walaupun mereka tahu kalau itu kondisi fisiologis. Apalagi dengan pandangan atau tingkah laku orang yang berbeda saat melihat anak. Hal itu bisa melukai perasaan mereka," ujar Endang.

Selain memberikan pengertian, disarankan untuk segera melakukan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit yang bisa diterapkan sejak usia 3 bulan. Asalkan, berat badannya memenuhi syarat dan memiliki kadar hemoglobin minimal 10 gram per desiliter.

Kini, sejumlah organisasi menyediakan layanan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit gratis selama anak memenuhi syarat kesehatan yang telah disebutkan. Sehingga, anak bisa segera dioperasi untuk mencegah dampak psikologis berkelanjutan.

Beri Komentar