Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream – Perkembangan zaman nyatanya telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Perubahan tersebut pun dibarengi dengan tuntutan yang semakin tinggi. Baik dalam bidang ekonomi, maupun sosial.
Untuk itu perlu adanya adaptasi, guna mengikuti perubahan yang terjadi. Namun tak jarang proses ini justru menimbulkan masalah lain, salah satunya depresi.
Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental seperti berpikir dan berperilaku dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal.
Depresi bukanlah kondisi yang bisa diubah dengan cepat atau secara langsung. Jika dibiarkan berlarut-larut, justru dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Karena sistem imun juga sangat dipengaruhi oleh perasaan emosional dari seseorang.

Ada tiga aspek yang dapat dilihat, untuk mengetahui apakah seseorang dengan mengalami depresi atau tidak. Yaitu dari aspek fisik, psikis, dan sosial.
Ciri-ciri depresi dari aspek fisik
Ciri-ciri depresi dari aspek psikis
Ciri-ciri depresi dari aspek sosial
Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bahkan jika seseorang dalam riwayat kesehatannya memiliki depresi, maka cenderung ia juga akan mengalami hal yang sama.
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab dari depresi yaitu faktor biologi, psikologi, dan sosial.
Faktor biologi, beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.
Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Penyakit fisik yang berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.

Faktor Psikologis, ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus pada tekanan yang dirasakan dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.
Hal tersebut cenderung membuat seseorang lebih banyak menyalahkan diri sendiri daripada menocba mencari jalan keluar atas tekanan yang sedang dihadapi.
Sehingga seseorang yang mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan dan kondisinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan apatis.
Faktor Sosial, beberapa hal yang dapat menjadi faktor depresi dari lingkungan sosial. Seperti, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, mengalami masalah keuangan, mengalami trauma masa kecil, terisolasi secara sosial, dan tuntutan untuk selalu tampil sempuran didepan umum.

(Diambil dari berbagai sumber)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu