Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Wabah virus corona COVID-19 di dunia mulai menurun dari hari ke hari. Meski masyarakat dunia masih terus waspad.
Berbagai cara pun ditempuh untuk mencegah virus tersebut menular. Salah satu cara yang paling banyak ditempuh untuk mencegah adalah dengan memakai masker.
Sementara yang lainnya menahan diri untuk tidak bepergian atau berada di dalam kerumunan warga, agar tak tertular virus tersebut.
Yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa efektif langkah-langkah tersebut di atas untuk membendung penularan virus corona?
Dilansir MissKyra.com, inilah beberapa mitos salah yang mencengangkan tentang pencegahan virus corona yang selama ini paling banyak dilakukan orang:
Fenomena terakhir terkait virus corona di tengah masyarakat adalah meningkatnya penggunaan masker bedah.
Begitu paniknya dengan virus corona ini, masyarakat memborong masker bedah hingga membuatnya sulit ditemukan di apotek.
Kalaupun ada, harga satu kotak masker bisa lebih mahal daripada satu kilogram beras.
Padahal, masker bedah tidak bisa menolong banyak dalam menghindarkan seseorang dari tertular virus corona.
Karena, masker bedah tidak didesain untuk menyaring partikel paling halus seperti virus.
Selain itu, saat bernapas, kita menghembuskan udara lembab yang sebenarnya membasahi masker. Jika kondisinya lembab (basah), maka masker sudah tidak efektif lagi.
Memakai masker membuat orang mengalami perasaan aman yang sebenarnya palsu.
Sebagian perusahaan sudah membuat kebijakan agar karyawan tidak masuk kantor dan bekerja secara remote untuk mencegah penyebaran virus corona.
Beberapa klub sepakbola juga melarang pemain dan staf untuk berjabat tangan.
Tapi, bukan hanya kontak manusia saja yang harus dikhawatirkan. Virus corona dapat hidup di permukaan benda keras selama berhari-hari.
Di permukaan halus seperti besi tahan karat, gelas, plastik dan keramik, virus corona dapat bertahan tiga hingga empat hari.
Ini berarti, virus corona bisa hidup berhari-hari di tempat terbuka seperti pada lengan kursi, permukaan meja, pegangan tangga atau gagang pintu.
Terdapat sangat sedikit bukti bahwa mencuci hidung dengan air garam benar-benar akan membantu terhindar dari virus corona.
Namun ada sebagian orang yang mengaku sembuh dari flu biasa setelah mencuci hidung dengan air garam.
Meski begitu, cara ini belum terbukti mencegah infeksi pernapasan yang menjadi ciri utama dari serangan virus corona.
Jadi, tidak ada bukti bahwa mencuci hidung dengan air garam setiap hari akan melindungi seseorang dari COVID-19.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah