Terkuak, Masalah Kesehatan RI Ternyata Penyakit Tak Menular

Reporter : Gladys Velonia
Selasa, 26 September 2017 18:45
Terkuak, Masalah Kesehatan RI Ternyata Penyakit Tak Menular
Hal tersebut dibuktikan dengan penyakit stroke yang bertengger di urutan nomor satu sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Dream - Berdasarkan hasil studi Kementerian Kesehatan pada 2014, Penyakit Tidak Menular (PTM) justru menjadi penyebab utama masalah kesehatan di Indonesia.

Hal tersebut dibuktikan dengan penyakit stroke yang bertengger di urutan nomor satu sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia, disusul penyakit jantung dan pembuluh darah.

Selain penyakit kronis tersebut, rupanya di Indonesia tengah berkembang pesat pula pertumbuhan penderita Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOPK). Indonesia menempati peringkat ke-20 secara global untuk kasus kematian akibat penanganan asma yang salah.

" Banyak orang tidak sadar bahwa dia sudah menyandang Asma dan PPOPK menjadi penyebab keterlambatan diagnosa dan penanggulangannya," kata dr. Lily S. Sulistyowati, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 26 September 2017.

Menurut Lily, kurangnya kesadaran pada penderita asma menjadikan tingginya angka rujukan dan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

" Beberapa penanganan PTM telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, namun tentunya upaya ini akan semakin efektif dengan dukungan pihak swasta seperti PT AstraZeneca," lanjut Lily.

Perusahaan farmasi multinasional itu memperbarui kontrak kerja sama dengan Kementerian Kesehatan di tahun 2017 ini dengan membawa visi baru lewat program Healthy Lung-nya.

" Program Healthy Lung ini bertujuan untuk meningkatkan penanganan terhadap penyakit Asma dan PPOPK dengan pendekatan 3 pilar, yaitu meningkatkan kesadaran tenaga medis, meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga medis, serta meningkatkan kapasitas dan akses medis," jelas Joris Silon, Area Vice President, AstraZeneca Asia.

AstraZeneca Indonesia percaya dengan memberikan edukasi kepada para tenaga medis dapat menghasilkan pelayanan penanganan terhadap penyakit Asma dan PPOPK menjadi lebih prima.

Tidak hanya edukasi, lewat program CSR-nya, perusahaan farmasi tersebut berkomitmen membantu mengembangkan pusat inhalasi di 300 puskesmas dan RSUD di Jakarta.

" Tujuan kami adalah untuk memberikan edukasi bagi sekitar 5000 tenaga kesehatan, yang kami prediksi akan menyasar kurang lebih 10juta pasien," ucap Rizman Abudaeri, Pimpinan PT AstraZeneca Indonesia.(Sah)

Beri Komentar