Foto : Ilustrasi
Dream - Tifus, atau banyak orang menyebutnya sebagai tipes, merupakan salah satu penyakit dengan jumlah pasien tergolong masih tinggi di Indonesia. Selama ini banyak orang memahami penyakit Prevalensi demam tifoid ini muncul karena faktor kelelahan.
Penyebab tifus karena kelelahan memang tak sepenuhnya salah. Namun faktor utama seseorang bisa terserang tifus adalah makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI dalam peluncuran kampanye #SantapAman yang digelar Sanofi Pasteur Indonesia menjelaskan banyak penyebab makanan bisa terkontaminasi bakteri penyebab penyakit tifus.
" Pertama, melalui risiko dari orang yang menyiapkan makanan. Seorang koki atau chef bisa menularkan penyakit demam tifoid melalui makanan yang disiapkan jika ia tidak bisa menjaga kebersihan tangannya," jelasnya.
Cara mengolah makanan juga bisa menjadi perantara bakteri Tyfus berada di dalam makanan. Seseorang yang sedang memasak bisa jadi tak sadar pisau yang digunakan untuk memotong sayur dan daging terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi.
Bakteri penyebab tifus juga bisa muncul dari air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan. Dengan kata lain banyak perantara yang bisa menjadi pemicu bakteri masuk ke dalam makanan.
Penularan penyakit juga dapat terjadi saat berbagi makanan. Seseorang yang menyentuh makanan yang akan dimakan bersama tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu bisa jadi membawa bakteri tersebut.
Cara mengolah makanan juga harus menjadi perhatian untuk terhindar dari penyakit tifus. Mengonsumsi makanan atau air yang kurang matang bisa meningkatkan risiko tertular bakteri Salmonella Typhi.
Bahan makanan atau air yang dimasak kurang matang tidak cukup untuk membunuh bakteri yang ada di makanan dan air tersebut.
" Penyimpanan makanan yang tidak higienis, turut menjadi faktor penularan demam tifoid. Tidak semua makanan disarankan disimpan di suhu kamar, misalnya seperti daging," ungkapnya lagi.
Penanganan untuk pasien yang sudah terserang penyakit tifus adalah dengan menjalani perawatan di rumah sakit. Namun upaya pencegahan juga bisa dilakukan masyarakat.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari bakteri Salmonella Typhi, masyarakat bisa meminta dilakukan vaksinasi tifoid. Vaksin ini bisa dilakukan kepada pasien berusia minimal 2 tahun.
" Untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali," imbuhnya.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media