Ilustrasi Kabah Di Masjidil Haram, Makkah. (Foto: Pixabay.com)
Dream – Mungkin muncul pertanyaan di benak umat Islam tentang kapan sebenarnya ibadah haji mulai disyariatkan. Haji merupakan ibadah yang besar karena bagian dari rukun Islam kelima. Setiap Muslim berusaha keras untuk bisa mewujudkan mimpinya naik haji. Sebab perjalanan spiritual ke Tanah Suci ini membutuhkan persiapan dan bekal yang banyak.
Pelaksanaan ibadah haji di Makkah memiliki sejarah yang panjang. Sejarah peradaban Islam mencatat Kabah yang kini menjadi kiblat umat Islam itu dibangun Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Namun pada saat itu, ibadah haji belum diwajibkan.
Baru ketika Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul terakhir di bumi, ibadah haji disyariatkan kepada umatnya sebagai rukun Islam kelima. Lantas tahun berapa tepatnya kewajiban melaksanakan ibadah haji mulai disyariatkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak ulasan selengkapnya berikut ini lengkap dengan keutamaan melaksanakan ibadah haji.
Menurut Buya Hamka dalam Kitab Tafsir Al-Azhar, kewajiban melaksanakan ibadah haji mulai disyariatkan pada tahun kesembilan hijriyah. Pendapat itu juga diutarakan oleh mayoritas ulama.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji yang mulai disyariatkan pada tahun kesembilan hijriyah itu setidaknya dilakukan sekali seumur hidup. Apabila sudah pernah beribadah haji, maka hukum ibadah haji selanjutnya ialah sunnah. Maka dari itu, jangan sampai yang sunnah mengalahkan yang wajib.
Sebenarnya, ibadah haji sudah dilaksanakan oleh para nabi terdahulu sebelum Rasulullah SAW. Akan tetapi, ketika itu ibadah ini belum ditetapkan secara resmi sebagai syariat atau kewajiban bagi umat Islam.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji mulai disyariatkan pada tahun kesembilan hijriyah. Syariat ibadah haji ini turun pada saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan haji terakhirnya atau dikenal sebagai haji wada. Pada saat khutbat haji wada tersebut, Rasulullah SAW menyampaikan kewajiban haji kepada umat Islam yang mampu melaksanakan perjalanan ke Tanah Suci.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji mulai disyariatkan pada tahun kesembilan hijriyah. Pada saat itu, Nabi SAW menerima wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala yang berisi kewajiban umat Islam untuk menunaikan ibadah haji. Kewajiban ini memiliki derajat hukum yang tinggi karena masuk dalam rukun Islam yaitu rukun Islam kelima.
Ketika disyariatkan ibadah haji tersebut, para pengikut Rasulullah SAW baik di Madinah dan di Arab bersama-sama menunaikan ibadah haji. Saat itulah Nabi SAW melakukan manasik haji sebagai contoh tata cara pelaksanaannya secara resmi.
Usai wafatnya Nabi Muhammad SAW, syariat ibadah haji dilaksanakan umat Islam setiap tahunnya sebagai kewajiban setidaknya sekali seumur hidup. Umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial diwajibkan menunaikannya. Ibadah haji juga menunjukkan betapa pentingnya ikatan dan hubungan antara uat Islam dengan Allah SWT dan dengan umat Islam lainnya.
Ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam, memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Islam yang menjalankannya. Berikut ini adalah beberapa keutamaan ibadah haji:
Melaksanakan ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, yang harus dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan emosional. Keutamaan pertama dari ibadah haji adalah pemenuhan kewajiban agama, yang memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan spiritual.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas dapat menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa masa lalu. Nabi Muhammad SAW bersabda, " Barangsiapa yang menjalankan haji tanpa melakukan perbuatan keji dan tanpa berbuat dosa, maka dia akan kembali seperti seorang bayi yang baru dilahirkan" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ibadah haji melibatkan serangkaian ritual dan tindakan yang mencerminkan kesederhanaan, ketundukan, dan ketaatan kepada Allah. Selama proses ini, seorang haji dapat mengalami perubahan dalam sikap dan perilaku, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan memperdalam pengertian tentang kehidupan dan tujuan hidup.
Haji adalah ibadah yang dilakukan oleh jutaan Muslim dari seluruh dunia. Saat melaksanakan ibadah haji, umat Muslim berkumpul di Mekah dan Madinah, membangun ikatan persaudaraan dan kebersamaan. Ini menciptakan perasaan kesatuan dalam umat Islam, melewati batasan etnis, budaya, dan latar belakang sosial.
Ibadah haji adalah perjalanan yang memadukan pengabdian kepada Allah, rasa syukur, dan introspeksi diri. Selama berada di Tanah Suci, seorang haji berkesempatan untuk melaksanakan tawaf di Ka'bah, menjalankan sa'i antara bukit-bukit Safa dan Marwah, serta berada di Padang Arafah. Semua ini memberikan pengalaman spiritual yang mendalam dan memperkuat hubungan dengan Allah.
Melaksanakan haji juga berarti mengikuti jejak-jejak ibadah yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul Allah sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. Ibadah haji memperkuat ikatan sejarah dengan para Nabi dan meningkatkan kecintaan dan penghargaan terhadap perjalanan mereka dalam menegakkan agama.
Allah SWT berjanji memberikan banyak pahala kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas dan tulus. Banyak amalan yang dilakukan selama ibadah haji, seperti thawaf, sa'i, dan berada di Padang
Advertisement
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia
Jakarta Doodle Fest Hadir Lagi, Ajang Unjuk Gigi para Seniman dan Ilustrator
Sah! Amanda Manopo dan Kenny Austin Resmi Menikah
Hore! Kebun Binatang Ragunan Kini Bikin Sesi Visit Malam Hari
El Rumi & Syifa Hadju Segera Menikah, Safeea Ternyata Malah Sedih
Viral Kucing Oren Jadi Wisata Baru di Jalan Sudirman Jakarta
Geger Pernikahan di Pacitan dengan Mahar Rp3 Miliar, Ternyata Pengantin Prianya Penipu
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia